Riset mutakhir oleh psikolog forensik Dr. Leanne ten Brinke dan rekan di University of California, Berkeley (Haas School of Business), menunjukkan bahwa kebanyakan orang nalurinya cukup tajam untuk tahu jika orang lain sedang berbohong padanya.
Sayangnya naluri itu kerap “ditumpulkan” oleh pemikiran dan alam sadar kita sendiri.
Untungnya, ada tanda-tanda yang perlu kita amati untuk memastikan lawan bicara kita itu sedang bohong atau tidak.
Yang pertama-tama harus diketahui tentang lawan bicara kita adalah bagaimana perilaku dia dalam keadaan normal. Kondisi ini yang menjadi “baseline” untuk membandingkan bagaimana perilaku dan bahasa tubuhnya tatkala menghadapi situasi menegangkan (buat dia).
Boleh jadi segenap perilaku dan bahasa tubuh yang di luar “behavior repertoire” tadi merupakan upaya untuk menutupi sesuatu alias isyarat deception (mengelabui).
Menurut Dr. Lillian Glass, analis perilaku dan pakar bahasa tubuh yang sering diminta nasehatnya oleh Biro Penyidikan Federal Amerika FBI, bertutur: “Perhatikan benar-benar ekspresi di wajahnya, bahasa tubuhnya, dan pola bicaranya.” (The Body Language of Liars, Lillian Glass, Career Press Inc., 2013.)
Berikut sebelas tanda-tanda seseorang sedang berbohong kepada Anda, sebagaimana dipaparkan Lillian Glass dalam bukunya yang tebalnya 224 halaman itu:
- Posisi Kepala Cepat Berubah
Jika seseorang tiba-tiba membuat gerakan kepala sangat cepat saat ditanyai pertanyaan langsung, boleh jadi ia berbohong.
Gerakan kepalanya yang cepat agaknya refleks untuk menghindari pertanyaan yang langsung dan tajam itu.
Gerakannya bisa berupa tarikan ke belakang, menunduk memandang lantai, atau miring ke samping dari posisi semula yang lurus. Gerakan itu refleks bahkan sebelum orang itu membuka mulut untuk menjawab.
- Pola Nafas Berubah
Biasanya orang yang sedang berbohong nafasnya tambah berat. Itu refleks, kata Lillian Glass.
Ketika irama bernafasnya berubah, bahunya akan naik karena jantungnya bakal semakin cepat berdetak sementara aliran darahnya kian deras.
Gerak-gerik tubuhnya tak ubahnya orang yang kehabisan nafas. Tubuh orang akan mengalami perubahan signifikan karena merasa cemas dan tegang saat sedang berbohong.
- Berdiri Tegak & Kaku
Lumrah bagi orang yang sedang nervous (cemas) untuk bergerak-gerik badanya. Yang tidak wajar adalah justru kalau orang itu tidak bergerak sama sekali. Misalnya berdirinya sangat tegak dan kaku. Boleh jadi ini tanda-tanda “siap tempur” dari yang bersangkutan.
Di zaman baheula manusia primitif memiliki insting “melawan atau lari” (fight or flight) tatkala menghadapi bahaya atau ancaman.
Dengan berlalunya waktu dan berkembangnya peradaban, naluri dasariah itu berevolusi menjadi bentuk-bentuk perilaku yang lebih bisa diterima secara sosial.
Dalam keadaan normal kebanyakan orang bergerak dengan leluasa dan santai. Gerak-geriknya berlangsung tanpa disadari.
Tetapi kalau Anda menemukan seseorang yang saat ditanya hal itu dan ini berpostur tubuh tegak dan kaku; boleh jadi di bawah sadar dia lagi memasang kuda-kuda.
Seolah bakal menghadapi gempuran. Dia bertahan. Mengapa? Tak lain karena ia tengah menyembunyikan sesuatu. Termasuk kebohongan tertentu.
- Mengulang Kata atau Frasa
Orang yang (sedang) berbohong acapkali mengulang-ulang kata atau frasa saat berbicara. Ini terjadi karena dia sedang berusaha meyakinkan lawan bicaranya sekaligus me-validasi (membenarkan) kebohongan itu di dalam benaknya sendiri
. (Teorinya: jika suatu bohong bisa diyakininya sebagai kebenaran, yang terpancar keluar kelak adalah “kebenaran” itu.)
Sebagai contoh, bisa saja orang berbohong itu mengungkapkan, “Saya yang melakukan.. Saya yang melakukan ….” Walaupun bukan dia yang melakukan bisa jadi lama kelamaan dia bakal berhasil meyakini diri bahwa dirinyalah yang melakukan sesuatu.
Kalau dirinya sudah yakin, tentu lebih mudah meyakinkan orang lain dengan kebohongan itu. Selain itu pengulangan-pengulangan kata atau frasa merupakan kiat praktis untuk mengulur waktu, sambil si pembohong memikirkan cara-cara lain guna menopang kebohongannya.
- Terlalu Banyak Beri Info
Jika ada seseorang yang bercerita terus menerus tentang sesuatu, sehingga memberi info berlebihan (sangat detail, kadang), padahal itu tidak diminta, kemungkinan besar orang itu berbohong tentang sesuatu.
Pembohong kerap berbicara banyak karena berharap pihak lain akan menganggapnya terbuka (dan jujur).
- Memegang/Menutupi Mulut
“Seringkali orang yang berbohong akan otomatis menutupi mulutnya kala enggan hadapi suatu masalah atau menjawab pertanyaan tertentu,” jelas Lillian Glass.
Jika ini dilakukan orang dewasa, itu artinya mereka tidak terus terang tentang sesuatu hal (ada yang ditutup-tutupi) atau memang niatnya membohongi mentah-mentah.
- Lindungi Bagian Sensitif
Bagian sensitif tubuh yang dimaksud adalah tenggorokan, dada, dan perut. Fenomena ini paling sering terjadi saat pemeriksaan polisi atau kesaksian di pengadilan.
Waktu petugas (polisi atau jaksa) menanyakan sesuatu secara agresif dan tajam, orang yang ditanya akan otomatis memosisikan tangannya melindungi salah satu dari tiga bagian sensitif tersebut.
Selanjutnya terungkap, ternyata mereka memberi keterangan bohong.
- Kaki Tak Bisa Diam
Orang yang kakinya tidak bisa diam, selalu bergerak-gerak, boleh jadi menyembunyikan sesuatu. Itu indikasi dia telah atau akan berbohong.
Gerakan kaki seperti itu menandakan yang bersangkutan tidak nyaman dengan keadaannya.
Ia cemas dan kagok. Maunya pergi saja dari situ. Berbohong termasuk cara agar bisa segera jauh dari ketidaknyamanan tadi.
- Gugup & Susah Berbicara
Dalam kondisi stres atau cemas berat orang kerap gugup dan bicaranya terbata-bata. Sulit bicara dalam hal ini lumrah karena mulut kering tiba-tiba.
Mulut bisa kering karena aliran ludah kepadanya terhenti; reaksi dari sistem saraf otonom ketika otak menafsirkan terjadi situasi genting mencemaskan. Situasi cemas itu sendiri bisa karena orang ini sedang, akan atau habis berbohong.
Tetapi bisa juga karena ia tertekan gara-gara dihardik oleh petugas. Selain sulit bicara orang ini juga sering menggigit bibirnya sendiri atau merapatkan bibir.
- Menatap Tanpa Berkedip
Gelagat yang paling sering terdeteksi pada orang yang sedang berbohong adalah dia tidak mau menatap mata kita (pihak yang sedang dibohonginya).
Perhatikan anak kecil ketika ia lagi berbohong, biasanya matanya menatap ke bawah sembari ia bicara. Pembohong dewasa yang sudah canggih sadar ini dan mengubah taktik; ia justru menatap lurus pada Anda saat sedang berbohong. Awas, dia sedang coba kendalikan dan manipulasi lawan bicaranya.
Hanya pada pembohong ada bedanya: ia sama sekali tidak berkedip. Padahal kalau orang normal saat matanya menatap pasti ada kedipannya. Kalau mata tidak kedip, berarti orang itu bohong. Tapi kalau matanya berkedip terus, itu juga indikasi berbohong.
- Tunjuk Sana, Tunjuk Sini
Adakalnya orang yang dicurigai berbohong justru balik “menyerang” pihak penanya. Itu ditandai gerakan tangan yang menunjuk ke aneka arah.
Jangan khawatir, itu cuma reaksi defensif dari pelaku bohong karena merasa kedoknya bakal terungkap. Sikap menyerang pelampiasan emosi saja. Dia marah lantaran kebohongannya akan terekspose.