beritaenam.com, Jakarta – Pada Pilpres 2014, pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla kalah telak di Provinsi Jawa Barat. Jabar selama ini dikenal sebagai kantong suara Prabowo Subianto. Karena itulah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menggencarkan sosialisasi di wilayah Jabar untuk menggerus suara Prabowo-Sandi.
Menjelang pencoblosan pada 17 April mendatang, TKN mengklaim Jokowi-Ma’ruf mulai unggul dari pesaingnya di wilayah Jabar. Demikian disampaikan Juru Bicara TKN, Deddy Mizwar, Kamis (4/4).
“InsyaAllah (unggul). Saya kira relatif tipis tapi sudah unggul. Dibandingkan dulu 60 persen dan 40 persen,” jelasnya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Deddy mengatakan, selisih 20 persen menurutnya sangat tinggi. Apalagi Jabar adalah wilayah dengan jumlah penduduk atau pemilih terbesar di Indonesia. Sehingga walaupun unggul tipis, akan berpengaruh besar untuk kemenangan secara nasional.
Namun demikian, dia enggan menyebut berapa persentase suara kubu nomor 01 di wilayah Jabar saat ini. Menurutnya, unggul 1 persen pun tak masalah karena akan berdampak signifikan mengingat jumlah pemilih di Jabar tertinggi di Indonesia.
“Karena Jabar kan penduduk terbesar se-Indonesia. Kalau kekalahannya telak akan dibandingkan dengan daerah-daerah lain seperti Jambi yang lebih sedikit. Kamu kalah di sana (Jambi) mungkin ya. Kalau kalah di sana (Jambi) tidak ada arti apa-apa, dibandingkan dengan 20 persen di daerah yang penduduknya padat,” jelasnya.
“Saya kira di seluruh Jabar, ada daerah yang mungkin unggul telak. Ada mungkin yang kalah telak. Tapi secara keseluruhan dari pengamatan dan survei terakhir, kita sudah unggul di Jabar,” sambungnya.
Mantan Wagub Jabar ini menambahkan, ada beberapa kabupaten/kota dimana suara Jokowi-Ma’ruf cukup signifikan dimana pada 2014 mengalami kekalahan tapi pada 17 April nanti diprediksi bakal menang.
“Ada daerah yang dulu kalah sekarang sudah menang. Sepeti di Sukabumi, Bogor. Inilah yang membuat akhir-akhir ini fitnah semakin gencar,” tutupnya, seperti dikutip dari merdeka.com
Sementara itu, Lembaga Survei Roy Morgan ikut menganalisis tentang sebaran dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga.
Dukungan untuk Jokowi yang terkuat ada di Jawa Tengah dengan memperoleh dua pertiga dukungan: Jokowi 66 persen, Prabowo 34 persen.
Dukungan untuk capres petahana bahkan lebih kuat di provinsi tetangga Jawa Timur dan Bali: Jokowi 78 persen dan Prabowo 22 persen.
Jokowi juga memimpin dengan mudah di provinsi Sumatera Utara: Jokowi 58,5 persen. Prabowo 41,5 persen. Padahal pada Pilpres 2014, Prabowo unggul di provinsi ini.
Dukungan untuk penantang Prabowo Subianto kuat di provinsi-provinsi utama seperti Jawa Barat, Banten, dan ibu kota Jakarta. Prabowo mendapat 52,5 persen, sementara Jokowi 47,5 persen.
Di provinsi Sumatra Selatan, Prabowo menang dengan 56,5 persen, sementara Jokowi tertinggal dengan 43,5 persen.
Prabowo juga mendapatkan keuntungan di pulau Sulawesi dan Kalimantan. Di pulau Sulawesi, Prabowo 61 persen unggul atas Jokowi yang cuma dapat 39 persen. Sementara Prabowo 59,5 persen ungguli Jokowi 40,5 persen, selisih yang signifikan di pulau Kalimantan.