Site icon Beritaenam.com

142 BUMN Dijadikan 107

“Dari 142 BUMN sekarang ini kita bisa tinggal 107 BUMN. Ini akan kita turunkan terus kalau bisa ke angka 80,” terang Erick Thohir, Menteri BUMN.

Erick Thohir, melakukan penyederhanaan jumlah  perusahaan. Hal ini dilakukan demi meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan milik negara tersebut.

Berkurangnya jumlah BUMN terwujud karena program konsolidasi, di antaranya adalah sektor farmasi dan asuransi. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, pada 9 Juni 2020, Menteri BUMN menyatakan bahwa masa pandemi ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan restrukturisasi.

Tujuan restrukturisasi tersebut tak lain adalah untuk memperkuat posisi BUMN baik posisi keuangan maupun posisi dalam industri. Erick Thohir mengaku masih akan mengurangi jumlah BUMN ke depannya.

Pada sektor farmasi, Erick Thohir telah membuat holding farmasi di mana PT Bio Farma (Persero) ditunjuk menjadi induk perusahaan. Sementara anggota perusahaannya adalah PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.

Selain untuk efisiensi, holding ini bertujuan memperkuat kamandirian industri dan meningkatkan ketersediaan produk kesehatan.

Sementara itu, di sektor asuransi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau (BPUI) didapuk menjadi perusahaan induk holding. Anggotanya adalah PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).

Erick Thohir melihat bahwa masih ada BUMN yang memiliki lini bisnis serupa satu sama lain. Artinya, konsolidasi dan restrukturisasi akan masih terus dilakukan demi meningkatkan efisiensi.

“Bersama dengan Kementerian Keuangan, kami akan membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai tata kerja pelaksanaan Tim Restrukturisasi BUMN. Saat ini, SKB sedang dikaji oleh Kementerian Keuangan,” tandas Erick.

Exit mobile version