Kota-kota di Asia Pasifik mendominasi posisi teratas pada JLL City Momentum Index
Indeks ini menggabungkan matriks sosial-ekonomi dan properti komersial dari 130 pasar untuk mengidentifikasi pusat-pusat kota yang paling dinamis di dunia
Beritaenam.com– Asia Pasifik adalah rumah bagi pusat-pusat kota paling dinamis di dunia. Sebanyak tiga perempat dari 20 kota teratas dunia berada di kawasan ini, berdasarkan laporan terbaru JLL yaitu City Momentum Index, yang kini telah memasuki tahun ketujuh.
Indeks ini menunjukkan pergeseran pengaruh global dari barat ke timur secara berkelanjutan dan kotakota di India, Cina dan Vietnam yang mendominasi posisi teratas.
India – dengan tujuh kota di 20 besar, terbanyak di antara negara manapun – memimpin Indeks 2020, meskipun tahun lalu mengalami perlambatan ekonomi.
Dominasi India ditunjang oleh sejumlah lokasi di negara-negara bagian di wilayah selatan, dengan Hyderabad (berada di peringkat 1) dan Bengaluru (di peringkat ke-2) mempertahankan status mereka sebagai dua kota teratas untuk momentum jangka pendek.
“Kota-kota yang paling cepat berkembang di India telah menarik minat para investor dari luar negeri, yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut,” ujar Stuart Crow, CEO Capital Markets, JLL Asia Pacific.
“Kami mulai melihat hasil dari fokus pemerintah India yang terus menerus mengembangkan infrastruktur sehingga memudahkan untuk melakukan bisnis.
Meskipun laju pertumbuhan ekonomi melambat, reformasi struktural ini meningkatkan transparansi pasar dan mendorong investasi ke sektor real estate.
Secara khusus, sektor properti logistik India memperoleh dukungan dari pertumbuhan e-commerce dan perubahan kebiasaan konsumsi masyarakat.”
Sementara itu, Cina memperlihatkan peran yang semakin besar dalam mendorong momentum global.
Seperlima dari 20 kota teratas dunia ada di Cina. Shanghai adalah satu-satunya kota di Cina yang masuk kedalam 20 besar selama tujuh tahun terakhir.
Jeremy Kelly, Director of Cities Research JLL, mengatakan: “Dinamisme yang luar biasa pada ekonomi berkembang di Asia adalah bukti bahwa reformasi ekonomi, pertumbuhan bisnis, serta investasi infrastruktur mampu mendorong ekspansi industry, khususnya di sektor teknologi dan pengembangan
terhadap konsep start-up.”
Hal ini sedang berlangsung di seluruh dunia, dengan keberagaman geografis yang dapat terlihat pada Indeks.
Indeks ini juga mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi kunci utama pertumbuhan, yaitu daya tarik tenaga ahli, perluasan pusat inovasi dan perencanaan kota yang lebih baik, sehingga kota dapat menjawab tantangan yang dihadapi dengan momentum yang serba cepat.
Bagaimana talenta dan inovasi mendorong momentum Momentum di kota-kota Cina, yaitu Chongqing (ke-11), Wuhan (ke-13), Hangzhou (ke-15) dan Shanghai (ke-17) didorong oleh populasi muda berbakat yang tertarik pada pusat kota yang dinamis dan inovatif.
Meskipun baru berusia 40 tahun, Shenzhen (ke-10) telah menjadi magnet bagi beberapa raksasa teknologi terkemuka Cina yang berkantor pusat di kota tersebut, sehingga menjadikan kota tersebut sebagai kawasan start-up teknologi yang dinamis dan sebuah pusat inovasi.
Talenta muda dari seluruh Cina telah memahami bahwa: dua pertiga penduduk Shenzhen berusia 20-40, yang merupakan proporsi tertinggi dibanding kota besar mana pun di dunia.
Mengatasi tantangan perubahan iklim dan transisi untuk menjadi “kota masa depan” Pertumbuhan yang cepat akan memperburuk masalah yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Beberapa kota seperti Ho Chi Minh City (ke-3), Manila (ke-8), Shanghai (ke-17) dan Mumbai (ke-20) berisiko mengalami kenaikan permukaan air laut dan peubahan pola cuaca yang ekstrim akibat perubahan iklim.
Melihat fakta ini, industri properti berperan penting dalam membantu kota-kota yang cepat bertumbuh untuk bertransformasi menjadi daerah perkotaan yang lebih ramah lingkungan.
Kota-kota ini tidak hanya lebih rawan terhadap perubahan iklim namun mereka juga menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk menyesuaikan diri.
Sejumlah kota di urutan 20 besar berhasil mengungguli kota-kota lain karena keberhasilan mereka mengubah lingkungan demi menuju emisi-karbon yang rendah di masa depan.
Di India, kota Hyderabad sedang meneliti teknologi untuk mengurangi kebutuhan penggunaan AC, dengan menggunakan atap yang memantulkan cahaya matahari dan tidak terlalu menyerap banyak panas.
Indeks ini menunjukkan langkah-langkah yang dapat diambil oleh kota-kota untuk mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan pertumbuhan yang cepat.
Investasi yang berkesinambungan di sektor infrastruktur dapat membuka lokasi-lokasi baru, mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara.
Kota-kota di Cina terus mendapat manfaat dari investasi di jalur metro, kereta cepat dan peningkatan kapasitas bandara.
Pertumbuhan “mobilitas mikro” merupakan langkah positif lain, seperti pengenalan sepeda pintar dan mobil listrik di Hyderabad. Berbagai solusi smart city, seperti penyewaan sepeda dapat meningkatkan kualitas hidup, membantu meningkatkan inklusi dan mendorong transisi menuju lingkungan dengan emisi karbon yang rendah.
“Satu hal yang umum terlihat di kota-kota yang berhasil bertumbuh dengan cepat adalah fokus pada tata kelola dan kepemimpinan – sesuatu yang sering diabaikan.
Sifat kompleks transformasi kota yang terkait dengan inovasi ekonomi, mitigasi iklim, dan perubahan geopolitik dunia menjadikan sistem pemerintahan sebagai sesuatu yang semakin penting dalam menciptakan sebuah “kota masa depan” untuk beberapa dekade mendatang,” Kelly menyimpulkan.