beritaenam.com, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy Azzayadiy, KH. Abdul Karim Ahmad (Gus Karim) menjadi saksi perjalanan Joko Widodo (Jokowi) saat awal-awal menapaki jalur politik. Materinya seputar tafsir Alquran dan fiqih Islam.
Pada 2005, ketika Jokowi memutuskan maju pemilihan wali kota Solo, Gus Karim bergabung menjadi tim suksesnya.
Dia menyaksikan langsung bagaimana Jokowi tak hanya belajar tapi juga mengamalkan ilmu yang didapat di pengajian Bening Ati.
Misalnya setiap beberapa pekan sekali digelar istighosah dan doa bersama di kediaman Jokowi. Juga rutinitasnya puasa Senin-Kamis dan salat tahajud.
“Keislaman Jokowi itu kaffah bagi saya, sempurna sekali dan akhlaknya luar biasa,” kata Gus Karim dalam Wawancara Eksklusif yang tayang di detikcom, Rabu (16/01/2019).
Setelah menjadi Wali Kota Solo, Jokowi tak berhenti mengikuti pengajian di Bening Ati. Dia juga malah lebih giat lagi membuat majelis-majelis taklim.
Jokowi juga mempelopori salat Idul Adha dan Idul Fitri di Balai Kota Solo. Pada periode wali kota sebelumnya, salat Idul Fitri dan Idul Adha digelar di Stadion Sriwedari.
Menurut Gus Karim, Jokowi juga terus menjalin hubungan dengan para ulama. Bahkan sejumlah ulama Solo dijadikan penasihat saat Jokowi menjabat Wali Kota.
Jokowi jugalah yang mempelopori berdirinya ranting-ranting Nahdlatul Ulama di kota Solo. Gus Karim melihat hingga kini Jokowi tetap menjalin hubungan baik dengan para ulama.
“Tak ada yang berubah,” kata Gus Karim.