beritaenam.com, Jakarta – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut sayembara Rp 100 M untuk membuktikan kecurangan pemilu tidak mendidik. Relawan Joko Widodo (Jokowi) menilai pernyataan BPN normatif. Mereka juga menyinggung narasi people power.
“Itu jawaban normatif yang wajar dan sudah kami duga. Jawaban itu artinya pihak 02 menyadari bahwa berbagai tuduhan kecurangan yang masif dan terstruktur itu tidak ada,” kata Ketua Muslim Cyber Army Jokowi, Diki Chandra, kepada wartawan, Senin (29/4/2019) malam.
Menurut Diki, banyak tuduhan curang yang terstruktur dan sistematis disampaikan tokoh-tokoh BPN seperti Amien Rais hingga muncul istilah people power. Bagi Diki, yang tidak mendidik justru pernyataan soal people power itu.
“Nah, coba bandingkan manuver mana yang tidak mendidik? People power, tidak percaya KPU, dan sejenisnya, atau manuver kami justru sangat mendidik masyarakat agar jangan saling fitnah. Mendingan kita buktikan saja kebenaran itu secara legal,” ujar Diki.
“Jika BPN tidak mau menanggapi tantangan kami, maka itu artinya pihak mereka selama ini hanya sekadar fitnah saja, yang menjerumuskan anak bangsa pada perpecahan,” imbuhnya.
Diki lalu menyinggung deklarasi kemenangan Prabowo yang dilakukan sebelum penetapan dari KPU. Menurutnya, selama ini banyak langkah-langkah dari kubu Prabowo-Sandi yang jauh dari nilai yang mendidik.
“Apa deklarasi dan syukuran kemenangan sebelum waktunya termasuk yang mendidik? Dan mengajak orang untuk mengepung KPU dan Bawaslu juga masuk kategori mendidik? Jadi selama ini begitu banyak langkah dari pihak 02 yang jauh dari nilai mendidik dan menjurus ke melanggar hukum,” ungkapnya.
BPN juga mengkritik besaran hadiah sayembara yang mencapai Rp 100 miliar. Menurut Diki, jumlah itu tergolong kecil karena berasal dari iuran 17 pengusaha.
“Soal dana Rp 100 M itu sebetulnya jadi kecil, karena kan iuran dari 17 orang pengusaha. Satu orang pengusaha rata-rata nyumbang hanya Rp 5 M per orang. Rp 5 M itu saat ini bukan angka fantastis. Dan jadi tidak berharga jika dibandingkan dengan manfaat untuk menghentikan polemik yang bisa memecah belah anak bangsa,” ucap Diki, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya, ‘Aliansi 7 Relawan Jokowi-Ma’ruf Amin’ berjanji akan memberikan uang Rp 100 miliar. Uang tersebut akan diberikan kepada kubu Prabowo-Sandiaga yang bisa membuktikan adanya kecurangan TSM di Pilpres 2019.
Adapun gabungan relawan Jokowi-Ma’ruf yang memberikan pernyataan soal uang tersebut terdiri atas 7 kelompok, yakni Militan 34, Muslim Cyber Army Jokowi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah KH Manarul Hidayat, Jawara Dukung Jokowi, Sahabat Jokowi, Panca Tunggal Banten, Forum Kajian, dan Fitnah Akhir Zaman.
Gabungan relawan ini mengklaim diberi kuasa oleh sejumlah pengusaha muslim sebagai penyedia dana.
BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut sayembara itu diadakan oleh orang yang mengecilkan arti demokrasi.
“Tawaran Rp 100 miliar, itu orang yang menggampangkan proses demokrasi. Dia pikir demokrasi itu, itu…. Saya ingin sampaikan. Kalau kecurangan Rp 100 miliar, apa ini? Tidak mendidik,” ucap Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan kepada wartawan di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (29/4).