beritaenam.com – Merokok dianggap sebagai salah satu kebiasan buruk yang membahayakan kesehatan manusia. Sebab rokok menyebabkan risiko terkena kanker, komplikasi jantung, kesulitan bernapas hingga kematian.
Namun, sebuah studi dari Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) di Seattle, Amerika Serikat, menemukan data yang berbeda.
Setelah melakukan survei di lebih dari 195 negara, para peneliti menemukan bahwa mengonsusi makanan cepat saji lebih berisiko mengakibatkan kematian ketimbang merokok.
Ancaman kematian juga mengincar orang-orang yang gemar mengonsumsi camilan tak sehat secara sembrono. Misalnya mengonsumsi keripik, minuman soda, donat, dan cokelat secara rutin.
Makanan cepat saji menjadi berbahaya lantaran tidak mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi masih banyak orang yang hanya memikirkan rasa kenyang tanpa peduli dengan nutrisi makanan yang dikonsumsi.
Alhasil kebiasaan ini menyebabkan terjadinya 11 juta kematian. Sebagai perbandingan, Times of India mengatakan bahwa secara global tembakau bertanggugjawab terhadap lebih dari 8 juta kematian.
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kematian yang disebabkan makanan cepat saji akhir-akhir ini mengincar generasi muda. Sekitar 22 persen penggemar makanan itu diperkirakan tak akan mencapai usia 70 tahun.
Dilansir medcom.id, selain itu, para penggemar makanan cepat saji juga rentan terserang penyakit berbahaya lainnya. Seperti komplikasi jantung berisiko tinggi, stroke dan diabetes tipe-2.
Solusi
Studi ini juga menawarkan cara yang menarik untuk mengurangi risiko kematian karena kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji.
Alih-alih memaksa orang untuk berhenti, para peneliti menganjurkan untuk memasukkan biji-bijian dan sayuran ke dalam makanan cepat saji Anda.
Studi lain yang dilakukan penelitian berbasis di Harvard beberapa bulan yang lalu juga memberikan alternatif serupa.
Mereka menganjurkan untuk membatasi makanan cepat saji sembari mengonsumsi salad yang sehat untuk menyeimbangkan gizi tubuh Anda.