Beritaenam.com – Sampe jelang 2019 bakal ada kebijakan akrobatik dari gabener daerah khusus ibukota antah berantah. Kita terus disuguhi aksi-aksi teaterikal dan deklamasi mempesona. Dengan kata-kata kreatif penuh makna. Manis dalam permainan kata kata, tapi mungkin pahit dalam implementasinya. Konstruksi logika dipermainkan. Yang salah menjadi seolah olah kebenaran. Yang benar di plintir-plintir menjadi seolah-olah kebohongan. Yang lurus coba dibelok-belokkan, supaya setiap jengkal jadi ajang arena ‘permainan’. Berisik di permukaan, sepi dalam implementasi substansial.
Ibukota negara antah berantah, udah jadi nasibmu, mungkin sampai 5 tahun ke depan. Rakyatnya sedang menuai panen kata-kat. Begitulah adanya, karena kan memang dari awal rakyat sudah menentukan pilihan. Dan pilihan itu jatuh pada sosok pemimpin yang mahir berdeklamasi. Sosok yg semangatnya adalah menciptakan narasi. Seorang pemimpin itu bukan kerja, dan kerja, katanya. Yang utama adalah membangun narasi, alias kata-kata. Dalam istilah awam ya nggak ada bedanya: cuma omdo!
Makanya kalau akhirnya jadi seperti ini, ya diterima aja sebagai kenyataan. Dan nikmati aja sebagai tontonan. Karena kemungkinan akan berlangsung terus hingga menjelang 2019, bisa jadi ini bagian dari grand design, ambisi buat ambil posisi no 1 atau no 2. Simak aja letupan sosmed sudah diarahkan ke sono. Makin seksi dan bakal menjadi berisi, ketika tepuk tangan bergemuruh dan respon masyarakat makin memikat. Terlepas respon itu hanya sekedar olok olok semata. Nggak perduli makin digoreng, makin ngejreng. Tau sendiri, rakyat antah berantah, banyak yang latah, dengan mudah dipengaruhi, dengan berita seksi! Bodo amat!
Menunggu respon pak de, mungkin itu yang di tunggu. Buat digoreng, sebagai isu mentereng. Sayangnya pak de diam dan membisu. Bisa jadi udah kebaca maksud dan tujuannya. Makanya tinggal tunggu aja babak berikutnya.
Kita mah, warga sebelah.
Asyik asyik aja….
Udah ah
Ngopi napa ngopi, diem diem bae…