Dosen Program Studi Agribisnis, Sekolah Vokasi, IPB University Khoirul Aziz Husyairi menyarankan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunda investasi dan mengalokasikan dananya sebagai cadangan untuk penambahan modal kerja sewaktu-waktu untuk mengantisipasi kemungkinan resesi yang dapat terjadi.
“Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah harus bersiap melakukan perubahan usaha dengan melakukan berbagai inovasi agar tetap mampu melayani pelanggan menyesuaikan kondisi yang ada,” kata Khoirul melalui siaran pers dari IPB University.
Khoirul mengatakan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah diperkirakan mampu menjadi penyangga sistem perekonomian nasional dalam menghadapi resesi yang mungkin terjadi. Ancaman resesi global akibat pandemi covid-19 tidak hanya membayangi Indonesia, tetapi juga berbagai negara.
Pandemi covid-19 menyebabkan berbagai kegiatan menjadi terbatas karena kebijakan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar, aturan menjaga jarak, maupun pembatasan jam operasional.
“Migrasi ke usaha berbasis digital dapat dilakukan untuk menjaga agar usaha tetap berjalan,” tuturnya.
Khoirul mengatakan kerja sama antara pemerintah, dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, maupun dengan lembaga lain diperlukan untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah untuk bermigrasi ke usaha berbasis digital.
“Kerja sama itu bisa diwujudkan dengan pelatihan maupun pendampingan usahat sehingga usaha mikro, kecil, dan menengah dapat terus menjaga keberlangsungan pasarnya,” katanya.
Untuk mengantisipasi ancaman resesi, Khoirul menyarankan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk memperhatikan kondisi keuangan, terutama ketersediaan uang tunai.
Agar usaha mikro, kecil, dan menengah mampu bertahan, setidaknya harus menjaga arus kas tetap positif dengan memaksimalkan penjualan dan menjaga pengeluaran terutama biaya produksi seefisien mungkin sehingga harga produk tetap terjangkau oleh konsumen.
Beberapa tips lain yang Khoirul berikan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah adalah tetap melayani pelanggan dengan baik, ubah target usaha dari marjin yang tinggi ke volume penjualan yang tinggi, lakukan efisiensi pengeluaran, perkuat hubungan baik dengan pemasok, jangan abaikan karyawan, dan hindari penarikan pinjaman untuk menutupi modal kerja.