Beritaenam.com, Jakarta – Din Syamsuddin memilih netral pada Pilpres 2019. Mantan Ketum PP Muhammadiyah itu lantas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo.
“Saya, ya, ingin berada di tengah bersama kekuatan bangsa yang saya kira banyak, ya. Karena itu, mulai hari ini, 21 September, ini baru dengar nggak ya, baru dengar nggak? Harusnya besok ini,” kata Din setelah menjadi pembicara di acara ultah KAHMI ke-52 di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/9/2018).
“Saya sudah mengajukan pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-agama dan Peradaban,” imbuh Din.
Surat pengunduran diri Din dari jabatan di lingkungan Istana sudah diserahkan. Din membeberkan alasan dirinya harus mencopot pekerjaan tersebut demi netral di pilpres.
“Tadi suratnya sudah saya sampaikan dengan alasan karena pada hari ini Pak Jokowi selain sebagai tetap sebagai presiden, tapi beliau juga sebagai capres,” ujarnya.
Din mengatakan sikap netral sama dengan Muhammadiyah yang pernah dirinya pimpin. Muhammadiyah, tegas Din, tak terlibat politik praktis.
“Sementara, satu, organisasi yang pernah saya pimpin, Muhammadiyah, sekarang juga masih pemimpin Muhammadiyah tingkat ranting, punya khitah tidak terlibat dalam politik kekuasaan. Maka dia harus bersifat netral, bukan netral tidak memilih, nanti hak pilih ya kita salurkan pada waktunya nanti,” tutur Din.
Din menegaskan tak akan memihak. Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menyebut dekat dengan dua bakal calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
“Saya kebetulan dekat dengan dua-duanya. Tentu Pak Jokowi selama hampir satu tahun saya jadi utusan khusus beliau, sering bertemu. Pak Prabowo juga saya kenal baik, sahabat lama, dulu pernah satu kantor juga itu,” kata Din.