beritaenam.com, Jakarta – Ketua DPP Gerindra Andre Rosiade menyindir Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berkumpul dengan delapan kepala daerah beberapa waktu lalu. Andre menilai AHY tak memiliki etika politik.
“Etika itu perlu dijaga, loyalitas itu perlu dijaga. Kalau mau zig zag boleh tapi setelah proses selesai,” kata Andre dalam diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu, 18 Mei 2019.
Menurut Andre, delapan kepala daerah yang berkumpul dengan AHY adalah pendukung Joko Widodo-Ma’ruf, lawan politik koalisi yang diikuti AHY.
Dalam pertemuan itu, kata Andre, seolah menggurui dan menuduh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hendak melakukan tindakan inkonstitusional.
“Seakan-akan dia bilang langkah-langkah BPN ini tidak konstitusional gitu,” tegasnya.
Andre mengaku mengkritik AHY atas nama pribadi. Andre tak ingin kritiknya dikaitkan dengan Gerindra dan Demokrat, atau BPN Prabowo-Sandi.
“Jadi sama-sama muda yang satu bangsawan politik, saya pejuang politik, karena saya merangkak dari bawah,” ujarnya.
Andre menegaskan, BPN Prabowo-Sandi akan selalu memilih jalur konstitusional. Andre pun meminta AHY lebih aktif berdiskusi dengan BPN Prabowo-Sandi agar lebih mengerti langkah yang dilakukan selama ini.
“Anda (AHY) punya waktu kongko-kongko sama kepala dearah pendukung Pak Jokowi. Tapi enggak punya waktu kongko sama BPN,” sindir Andre.
Sebelumnya, AHY ikut dalam pertemuan dengan delapan kepala daerah dan politikus muda di Museum Balai Kirti, Bogor.
Pertemuan dihadiri AHY, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkilfimansyah, dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.
Hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tanggerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan puteri Presiden ke 4 Abdurrahman Wahid Yenny Wahid.
Pertemuan itu mengusung tema ‘silaturahmi Bogor untuk Indonesia’. Delapan kepala daerah dan dua tokoh muda itu sepakat memperkokoh semangat kebangsaan di tengah situasi politik saat ini.
Komitmen ini ditanamkan guna meminimalisasi ruang-ruang yang berpotensi menimbulkan terjadinya perpecahan menjelang pengumuman pemenang Pemilu pada 22 Mei 2019.