Beritaenam.com, Jakarta – Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta membantah data tingkat buta huruf yang disampaikan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus itu mengutip data World Bank bahwa 55 persen orang Indonesia buta huruf.
Arif menjelaskan rasio penduduk dewasa telah berada pada angka 67 persen pada 1980. Angka itu terus meningkat.
“Rasio tersebut telah meningkat hingga menjadi 95,5 persen per 2017,” ungkap Arif dalam keterangan pers, Kamis (22/11).
Pemerintah, kata Arif, memiliki program untuk peningkatan literasi masyarakat. Beberapa yang sudah dijalankan di antaranya Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Gerakan Literasi Bangsa (GLB), serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
“Pada saat ini menjadi program wajib yang harus dilaksanakan seluruh sekolah sebelum memulai proses belajar mengajar,” kata Jubir TKN Jokowi-Ma’ruf itu.
Melalui program tersebut, ratusan perpustakaan disebar ke berbagai pelosok dengan berbagai ragam. Seperti motor pustaka, perahu pustaka, vespa pustaka, bemo pustaka, angkot pustaka.
“Bentuknya pun beragam dan kreatif seperti seperti motor pustaka, perahu pustaka, vespa pustaka, bemo pustaka, angkot pustaka, serta berbagai pustaka bergerak lainnya,” tutup Arief.
Sebelumnya, Prabowo mengklaim penyandang buta huruf fungsional mencapai 55 persen. Itu disampaikan dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangrila, Rabu (21/11).