beritaenam.com, Jakarta – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, membuat puisi politik. Puisi dengan judul ‘Aku’, yang mengandung frasa ‘Raja Nyinyir’ di dalamnya, itu untuk membalas puisi Fadli Zon.
“Saya menjawab puisi Fadli Zon,” ujar Irma kepada wartawan, Rabu (6/2/2019).
Judul yang dibuat Irma untuk membalas puisi Waketum Gerindra itu berjudul ‘Aku’. Puisi buatan politikus NasDem ini mengisahkan tentang sosok seorang ambisius yang mengejar kekuasaan.
“Aku adalah raja segala ambisi, semua hal kukomentari, pokoknya semua kucaci maki. Tak peduli benar atau salah, bahkan ulama sepuh pun kukriminalisasi,” demikian kutipan puisi Irma.
Adapun puisi Fadli Zon berjudul ‘Doa yang Ditukar’. Puisi itu dikeluarkan Fadli setelah ramai-ramai Mbah Moen salah sebut dengan mengucapkan nama Prabowo Subianto saat sedang mendoakan capres petahana Joko Widodo.
Dalam puisinya, Fadli menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik. Puisi Wakil Ketua DPR itu juga dibalas oleh Ketum PPP Romahurmuziy, yang mengklarifikasi soal Mbah Moen salah ucap dalam doanya.
Berikut puisi yang dibuat Irma untuk membalas puisi Fadli Zon:
Aku
Aku adalah raja segala ambisi,
Semua hal kukomentari, pokoknya semua kucaci maki
Tak peduli benar atau salah,
bahkan ulama sepuh pun kukriminalisasi
Aku adalah raja ambisi, cita-citaku pingin jadi menteri,
Semua panggung ku isi dengan puisi dan ujaran-ujaran sakit hati,
yang penting aku tampil di TV dan media tiap hari
Aku adalah raja ambisi, tidak peduli salah, benar, hoax, dara dan politisasi,
yang penting aku bisa terus membully…
Kursi menteri cita-cita harga mati
Tidak peduli harga diri, yang penting aku jadi menteri
Siang malam aku terus mencari, siapa yang akan aku bully dan politisasi hari ini, esok atau lusa nanti!
Yang penting aksi dan kursi menteri di tangan kiri
Akulah raja nyinyir, raja bully, raja diraja puisi basi
Siapa pun aku kriminalisasi, tidak peduli ulama sepuh yang dihormati, salah sedikit langsung ku kapitalisasi!
ISC