• Home
No Result
View All Result
  • Login
Beritaenam.com
ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Hotline
  • Pedoman Media Siber
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • News
Beritaenam.com

Bank Pusing

Catatan Dahlan Iskan

redaksi by redaksi
15/07/2020
in Opinion
"Saya bangga dengan keduanya. Di bidang ini. "

"Saya bangga dengan keduanya. Di bidang ini. "

“Chairul dan Tomy adalah benteng terakhir nasionalisme kita di dunia perbankan. Saya tahu jiwa nasionalistis dua orang itu.”

Beritaenam.com — Banyak orang ngiler melihat sukses besar Bank Central Asia (BCA). Namun orang yang ngiler itu hanya melihat kebesaran BCA saat ini.

Umumnya orang tidak melihat pengorbanan masa-masa awal dari pemiliknya. Terutama dan setidaknya di 12 tahun pertama masa pertumbuhan BCA.

Selama 12 tahun itu –mungkin lebih lama dari itu– pemiliknya tidak pernah menikmati hasil usaha BCA. Begitulah keterangan ‘orang dalam’ BCA kepada saya.

Yang masih saya ingat sampai sekarang. Itulah nasihat beliau kepada saya, kalau ingin punya perusahaan yang kokoh. Siapa pun sebaiknya juga mengingat prinsip yang dipegang pemilik awal BCA itu.

Setiap kali perusahaan laba, selalu saja labanya itu dipakai untuk memperkuat perusahaan. Tidak ada yang dinikmati pemiliknya.

Tidak ayal kalau perusahaan seperti BCA menjadi sangat kukuh. Prinsip seperti itu pula yang kemudian saya pegang. Jangan buru-buru menikmati hasil usaha perusahaan. Teruslah berkorban dan berkorban. Sampai perusahaan sangat kukuh.

Riba Bahwa setelah kukuh saya harus meninggalkannya –karena sakit, karena ke PLN, karena ke BUMN, dan karena yang lain lagi– setidaknya sudah membuat sejarah.

Toh pemilik lama BCA –keluarga Liem Sioe Liong– akhirnya juga meninggalkan bank yang dibangun dengan penuh pengorbanan itu. Banyak yang menilai beruntunglah yang mengambil alih BCA. Grup Djarum Kudus itu.

Langkah mengambil alih BCA itu dinilai langkah yang brilian. Sangat tepat. Sangat menguntungkan. Sangat enak.

Itu juga hanya penilaian dari luar. Saya juga pernah berbincang dengan ‘orang dalam’ dari pemilik baru BCA. Ada nada menyalahkan diri sendiri –setelah sekian tahun memilikinya.

Sehebat-hebat langkah membeli BCA ternyata kalah hebat dengan yang membeli Astra International. BCA dan Astra sama-sama harus dilepas oleh pemiliknya.

Di waktu yang hampir bersamaan. Liem Sieo Liong, konglomerat No. 1 Indonesia saat itu, harus melepas BCA. William Soerjadjaya, konglomerat terbesar No. 2 Indonesia saat itu, harus melepas Astra.

Dua-duanya terkait dengan krisis moneter 1998. Harga jual BCA dan Astra ketika itu kurang lebih sama. Sekarang ini, keduanya masih sama-sama hebat.

“Tapi dengan uang yang sama, hasilnya ternyata lebih baik kalau membeli Astra,” ujar orang dalam itu.

“Lihat sendiri perbedaan hasilnya sekarang. Lihat market capitalization-nya. Begitu jauh,” katanya 8 tahun lalu. Itu menandakan bahwa masih ada bisnis yang lebih hebat dari bank. Belum lagi soal aturan.

Yang di perbankan jauh lebih rumit daripada di perusahaan umum seperti Astra. “Punya bank itu pusing. Pusingnya abadi,” ujar seorang teman yang memiliki bank.

Tidak ada peraturan yang lebih rumit daripada peraturan untuk menjadi pemilik bank.

Pusing itu pula yang kini dirasakan oleh 7 pemilik bank bermasalah. Yang kini lagi diawasi ketat oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Ups… Bukan tujuh pemilik. Namun tiga pemilik: Bank Mayapada, Bank Bukopin, dan Bank Yudha Bhakti.

Yang empat pemilik bank lainnya mungkin tidak pusing: Bank BTN, Bank Banten, Bank Papua, dan Bank Muamalat. Bank BTN milik negara.

Bank Banten dan Bank Papua milik provinsi Banten dan provinsi Papua, sedangkan Bank Muamalat terlalu banyak pemiliknya, yang umumnya tidak tinggal di Indonesia.

Namun orang seperti Dato’ Tahir (pemilik Bank Mayapada) dan Aksa Mahmud (pemilik Bank Bukopin) pusingnya pasti bukan main. Keduanya pasti mati-matian berupaya mempertahankan kepemilikan mereka, tetapi akhirnya toh harus lepas juga.

Bukopin hampir pasti jatuh ke tangan Korea Selatan. Itu sekaligus mencerminkan berakhirnya perjuangan gerakan koperasi di Indonesia ke tangan kapitalis.

Koperasi akhirnya toh harus kalah melawan bisnis yang diatur secara kapitalis. Adakah pejuang koperasi yang masih pusing?

Itu juga mirip dengan perjuangan umat Islam di bank syariah. Yang disimbolkan dengan kalahnya bank syariah yang bernama Bank Muamalat.

Ada yang masih pusing? Bank Mayapada hampir pasti jatuh ke Cathay Financial, Taiwan. Ini juga melambangkan kapitalis besar akhirnya juga kalah dengan kapitalis yang lebih besar.

Praktis kini tinggal dua bank nasional kelas menengah yang masih bisa bertahan dari asing: Bank Mega dan Bank Artha Graha.

Saya sering berbincang dengan Chairul Tanjung, pemilik Bank Mega. Saya juga sering berbincang dengan Tomy Winata, pemilik Bank Artha Graha.

Chairul dan Tomy adalah benteng terakhir nasionalisme kita di dunia perbankan. Saya tahu jiwa nasionalistis dua orang itu.

Saya bangga dengan keduanya. Di bidang ini.

sumber: disway & JPNN

Previous Post

Menteri BUMN Apresiasi Kejujuran

Next Post

Video Tiktok Berlatar BIN Viral

Related Posts

Opinion

Suatu Ikhtiar Menemukan Keadilan Humanistis

16/02/2021
130
Opinion

Arus Balik Sang Pendukung

16/02/2021
120
Opinion

BAZI – Kekuatan Takdir dan Sang Waktu

13/02/2021
126
Opinion

Media Konvensional Vs Media Sosial

10/02/2021
143
Opinion

Kapolri Baru dan Kemistri Jokowi

28/01/2021
150
Opinion

Dunia Cryptocurrency Yang Mengubah Peradaban

27/01/2021
153

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

RECOMMENDED NEWS

Luhut Panjaitan.

Soal Video Beri Amplop ke Kiai di Bangkalan, Begini Penjelasan Luhut

2 tahun ago
119
Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah: Muslimat NU akan Menggelar Salat Tahajud Berjamaah di GBK

2 tahun ago
183
Sandiaga Uno.

Sandiaga Gagal Kampanye di Pasar dan TPI Muncar karena Ditolak Warga

2 tahun ago
123
KH Ma'ruf Amin.

Ma’ruf Amin: Ulama Seperti Daun Salam, Kalau Sudah Dipakai Dibuang

2 tahun ago
109

RSS Pimpinan Media News

  • Jokowi di Tanggul Citarum 25/02/2021 PM Syndicate
  • Penyelidikan AS Terkait Kasus Narkoba Bisa Batalkan Kerja Sama 25/02/2021 PM Syndicate
  • Bank BSI Masuk 10 Besar Emiten Berkapitalisasi Pasar Terbesar 25/02/2021 PM Syndicate
  • Dassault Systèmes Hadirkan 3DEXPERIENCE SOLIDWORKS for Makers  dan 3DEXPERIENCE SOLIDWORKS for Students pada Ajang  3DEXPERIENCE World 2021 25/02/2021 PM Syndicate
  • Soal Investasi Bodong Indosurya, DPR Minta Polri Lakukan Investigasi Menyeluruh 25/02/2021 PM Syndicate
  • Makna Tema dan Logo MTQN ke-33 Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten Tanah Bumbu 25/02/2021 PM Syndicate
  • Program Pelayanan SKCK Polres Magelang Kini Menggunakan Cashless 25/02/2021 PM Syndicate
  • Mahfud MD Minta Masukan LSM TII 25/02/2021 PM Syndicate
  • Organisasi Kesehatan Peringatkan AS Berada di ‘Episentrum’ Pandemi  25/02/2021 PM Syndicate
  • Pakar Keamanan Siber Dukung Presiden & DPR Revisi Pasal Karet UU ITE 25/02/2021 PM Syndicate
No Result
View All Result

Beritaenam.com berisi orang-orang profesional yang sudah bertahun-tahun bekerja di dunia jurnalistik.

No Result
View All Result

© Copywright AGI Network -- PT. Dua Tujuh Delapan Ruko Cibubur Point, Automotive Center Blok B9 Jl. Alternatif Cibubur, Kel. Harjamukti, Kec. Cimanggis, Kota Depok. Kode Pos: 16954 == #Media independen, tidak memihak dalam pemberitaan, bebas dan tidak terikat dari kepentingan politik dan kelompok tertentu.

No Result
View All Result
  • Home

© Copywright AGI Network -- PT. Dua Tujuh Delapan Ruko Cibubur Point, Automotive Center Blok B9 Jl. Alternatif Cibubur, Kel. Harjamukti, Kec. Cimanggis, Kota Depok. Kode Pos: 16954 == #Media independen, tidak memihak dalam pemberitaan, bebas dan tidak terikat dari kepentingan politik dan kelompok tertentu.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Translate »