beritaenam.com, Jakarta – Wakil Ketua DPR Fadli Zon disebut nyinyirisme soal pertemuan sejumlah kepala daerah dan tokoh muda di Bogor atau yang kini disebut kelompok ‘arisan’. Apa respons Fadli soal predikat tersebut?
“Ya orang mau bertemu sih bagus-bagus saja. Tapi kan kepala daerah saya kira urusannya di daerah dulu lah ya kan kira-kira begitu. dan kalau mau ikut di dalam tanggapan terhadap pemerintahan ini kan yang masyarakat sedang fokus mengkritik itu adalah kecurangan,” ujar Fadli kepada wartawan, Jumat (17/5/2019).
Secara pribadi, Fadli yang juga menjabat sebagai Waketum Gerindra tidak mempersoalkan pertemuan yang digelar di Balai Kirti Bogor tersebut. Hanya saja, Fadli meminta kuorum ‘arisan’ Bogor menangkap kegelisahan masyarakat akan dugaan kecurangan Pemilu 2019.
“Ketika berbicara konteks nasional itu mereka jangan out of touch gitu. Out of touch itu seperti tidak tahu apa duduk persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang protes dan menuntut itu. Jadi harusnya kalau mereka itu politisi yang sensitif gitu ya dan mendengarkan suara rakyat, pasti yang diomongkan itu adalah persoalan keprihatinan, kecurangan, apa dan sebagainya, berusaha untuk objektif, walaupun mereka berada di pihak pendukung pemerintah,” beber Fadli.
Untuk diketahui, delapan kepala daerah yang melakukan pertemuan yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Turut hadir pula Bupati Banyuwangi Azwar Anas dan Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diany.
Selain delapan kepala daerah, pertemuan itu dihadiri Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid dan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sejatinya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut diundang, tapi tidak hadir.
Fadli pun lantas mengomentari pertemuan AHY dkk tersebut. Dia menyebutnya sebagai arisan. Nah, Ganjar yang hadir dalam kelompok ‘arisan’ mengatakan siap dipuji atau dicaci terkait pertemuan tersebut. Dia bicara soal ‘nyinyirisme’.
“Kita sudah menghitung risiko pertemuan ini. Kita siap dipuji, tapi juga siap dicaci. Nyinyirisme ini ideologi baru yang muncul ketika kontestasi-kontestasi tidak bisa diterima dengan lapang dada, maka nyinyirisme ini selalu muncul. Apa pun yang kita omongkan jadi persoalan,” jelas Ganjar di Puri Gedeh, Jumat (17/5).