Beritaenam.com, Jakarta – Bagi Anda yang pernah ke Malaysia, pasti sering menemukan brand seperti seperti Shangri-La, Golden Screen Cinemas, Neptune, Seri Murni hingga Tepung Gandum Cap Sauh. Nama pertama bahkan populer di seluruh Asia, termasuk Indonesia.
Semua brand tadi adalah sebagian kecil dari produk milik kerajaan bisnis seorang Robert Kuok. Pria keturunan China ini merupakan salah satu pebisnis paling ulung di Asia Tenggara dan masuk dalam daftar 100 orang terkaya di dunia 2018 versi majalah Forbes (posisi 96).
Dikutip dari Forbes, Senin (24/9/2018), nilai kekayaan Robert Kuok hingga saat ini telah mencapai US$ 13,6 miliar atau sekitar Rp 197,2 triliun (kurs Rp 14.500). Nama pria yang dijuluki Raja Gula dan Sawit dari Asia Tenggara ini bahkan telah berulang kali dicatat sebagai yang terkaya di Negeri Jiran.
Keluarga Kuok tentu merupakan salah satu crazy rich Asian yang belakangan ramai diperbincangkan lewat film berjudul serupa. Mesin uang pengusaha yang kini berdomisili di Hong Kong ini tersebar mulai dari bidang pertanian, real estate, hingga jasa keuangan.
Kerajaan bisnis keluarga yang dekat dengan taipan Indonesia Sudono Salim alias Liem Sioe Liong itu didirikan di Malaysia mulai 1949, bersama dengan dua orang saudaranya yang lain. Mesin uang terbesarnya tidak lain adalah perdagangan komoditas, salah satunya industri minyak kelapa sawit dengan benderanya, Wilmar International Ltd.
Namun Robert Kuok, telah mencoba berbagai macam bisnis mulai dari gula tebu, minyak sawit, pertambangan, tepung, hotel, penerbitan, bioskop hingga pakan ternak. Semua yang dia pegang itu sukses besar sehingga menjadikannya seperti sekarang ini.
Kisah Kuok adalah salah satu kisah inspiratif yang kaya akan inspirasi. Robert Kuok mengawali karirnya di departemen perdagangan beras selama tiga tahun. Di sana, dia sambil mempelajari bisnis perdagangan hingga akhirnya berhenti dan mendirikan co manufaktur gula Malaya, yang dengan cepat mendapatkan popularitas.
Saking populernya, gula di Malaysia bahkan 80% nya diproduksi oleh Gula Malaya dan berkontibusi untuk suplai 10% gula dunia. Itulah kenapa Robert Kuok mendapatkan julukan, ‘raja gula Asia’.
Pria yang kini berusia 94 tahun itu memiliki banyak investasi dalam bisnis besar di hampir semua negara Asia, seperti Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, Filipina dan banyak negara non-Asia lainnya.
Para ahli sering mengatakan bahwa kecepatan dan kepandaiannya membawa pada kesuksesan yang hampir mustahil itu. Robert Kuok juga tidak pernah takut untuk berkolaborasi dengan seluruh dunia sehingga menyebabkan dia menjadi salah satu pengusaha paling sukses dari timur.
Robert adalah seorang yang sangat percaya akan kerja keras, ketekunan, dan pemikiran yang luas. Dia percaya bahwa sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan mereka, dan memungkinkan mereka untuk mengatur jalan hidup dengan benar.
Meskipun memiliki kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh, Robert adalah orang yang sangat rendah hati, dan lebih suka hidup sederhana. Dia jarang memanjakan dirinya dalam kesenangan hidup, juga tidak suka diliput oleh media. Bahkan, saking ‘pemalu’ nya Robert, dia hanya pernah satu atau dua kali wawancara selama kariernya.
Kecintaan terhadap kehidupan sederhana ini telah membuat Robert tetap rendah hati terlepas dari semua pencapaiannya. Hal ini juga telah tercermin pada gaya hidup anak-anaknya, yang dia ajarkan untuk bijaksana dalam mengelola semua kekayaan yang mereka punya.
“Segala sesuatu di bumi adalah dinamis. Saya hanya bisa memberi anak-anak saya pesan, bukan uang. Jika mereka mengikutinya, kita bisa pertahankan ini tiga atau empat generasi lagi,” kata Robert dalam sebuah wawancara.
Filosofi Robert dalam bisnis dapat dirangkum menjadi empat kata, yakni bekerja keras, bekerja cerdas. Sejak usia yang sangat muda, Robert tidak hanya belajar nilai ketekunan dan kerja keras, tetapi ia juga menemukan bahwa dibutuhkan otak untuk menjadi sukses di dunia bisnis, dan kehidupan secara umum.
Keberhasilan Robert dalam dunia bisnis telah memberinya tingkat pengaruh politik tertentu, karena ia berperan dalam negosiasi antara Malaysia dan China dengan menyampaikan informasi antara kedua negara dan mengatur pertemuan antara pemerintah kedua negara, menghasilkan hubungan diplomatik penuh pengakuan di antara mereka.
Selain itu, Robert juga termasuk dalam daftar penasehat yang berkaitan dengan masa depan Hong Kong, dan memiliki saham minoritas di CITIC Pacific, perusahaan konglomerat yang berbasis di Hong Kong.
Robert Kuok kini menjabat sebagai penasihat utama PM Malaysia Mahathir Mohamad. Saat ini dia telah mendelegasikan sebagian besar pekerjaan manajerial kepada anak-anak dan keponakannya.
Robert Kuok, yang sekarang sudah pensiun, akan selalu dihormati sebagai salah satu pebisnis dari timur paling terkemuka yang melahirkan usaha bisnis multinasional untuk Malaysia dan dunia.
Bakatnya dalam bisnis tidak tertandingi dan ceritanya terus membuat kagum dan menginspirasi banyak pengusaha di seluruh dunia.