Beritaenam.com — Permasalahan sampah bukan persoalan ringan, walaupun sebenanrnya adalah hal yang sangat simple. Masalah ini menjadi berat karena menyangkut perilaku public.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah sejak awal sudah mulai mengurangi timbulnya sampah.
Jadi yang paling mendasar/pertama berusaha mengurangi tidak menghasilkan sampah, yang kedua, jika sampah tetap dihasilkan, mulai melakukan pemilahan sampah yang dihasilkan dan memastikan semua sampah dimanfaatkan kembali sehingga menjadi sumber daya dan tidak terbuang sia-sia ke lingkungan.
Riset menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan ke-2 negara pembuang sampah tersebar di dunia setelah China.
Maka dengan itu Indonesia mempunyai target pada tahun 2025 yaitu 30% sampah terkurangi dan 70% sampah tertanggulangi.
Hal itu tertuang pada UU Nomer 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Selain itu MUI mengeluarkan fatwa Nomer 47 Tahun 2014 yang menegaskan bahwa membuang sampah sembarangan hukumnya haram.
Persoalan sampah adalah persoalan mindset, selama ini mindset kita membuang sampah, jika membuang sampah dalam satu tong dan semua sampah tercampur.
“Jadi kesadaran orang membuang sampah pada tempatnya, dinaikkan level-nya menjadi sadar memilah sampah. Sampah yang telah dipilah organik, plastic, kertas, logam, diolah menjadi sumber daya yang dapat mendorong sirkulasi ekonomi”
Pemilahan sampah harus menjadi mindset yang sebenarnya dan mendasar. Jika sudah menjadi mindset orang, dengan sendirinya akan konsisten, karena sudah menjadi kesadaran kolektif dalam memilah sampah.
Jadi kesadaran orang membuang sampah pada tempatnya, dinaikkan level-nya menjadi sadar memilah sampah. Sampah yang telah dipilah organik, plastic, kertas, logam, diolah menjadi sumber daya yang dapat mendorong sirkulasi ekonomi.
Untuk melakukan perubahan yang mendasar ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Klaten mengadakan Biennale Bank Sampah.
Ini mempunyai tujuan khusus menanamkan mindset ini kepada generasi Z, yaitu generasi yang lahir diatas tahun 2000 dengan jumlah 68 juta dari penduduk Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa, serta tujuan umumnya adalah mentransfer knowledge.
Juga menginspirasi bagaimana pengolahan sampah menjadi sumber daya baru bagi seluruh masyarakat. Jadi tanamkan bahwa sampah adalah tanggunjawabku. Kebersihan bukan saja bagian dari iman akan tetapi menjadi kewajiban dan investasi masa depan.