beritaenam.com, Jakarta – Gunung Anak Krakatau terus dipantau aktivitasnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan gunung tersebut tak akan meletus besar seperti di zaman dulu.
Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan Gunung Anak Krakatau bertambah tinggi 4-6 meter per tahunnya. Tinggi gunung itu bertambah tiap kali selesai letusan.
“Apakah nanti akan meletus seperti tahun 1883? Tidak akan,” kata Sutopo kepada wartawan di kantornya, Graha BNPB, Jl Pramuka, Jaktim, Selasa (25/12/2018).
Terjadi erupsi sangat dahsyat dari gunung api Krakatau pada 26-27 Agustus 1883. Erupsi itu diikuti oleh gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 30 meter di atas permukaan laut Selat Sunda.
Sementara di pantai selatan Sumatera ketinggian gelombang mencapai 4 meter, di pantai utara dan selatan Jawa 2-2,5 meter.
“Mengapa (tak akan meletus besar lagi-red)? Karena tahun 1883 meletusnya tiga gunung bersamaan yang ada di Selat Sunda, yaitu Gunung Rakata, Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan. Tiga gunung dengan dapur magma yang begitu besar meletus bersamaan dengan dahsyat sekali tahun 1883. Setelah letusan, gunungnya habis. Baru tahun 1927 muncul lah Gunung Anak Krakatau dapurnya tidak akan besar seperti sana,” ujar Sutopo.
Letusan Gunung Anak Krakatau, Sabtu (22/12) malam, memicu longsor bawah laut yang menyebabkan tsunami di wilayah Banten dan Lampung. Sejauh ini BNBP mendata 429 orang meninggal dunia.