Beritaenam.com, Solo – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di The Sunan Hotel Solo, Jumat (28/9) sore.
Di hadapan ratusan peserta kongres dan wartawan yang meliput, Jokowi meminta agar media memberikan informasi yang benar berdasarkan fakta yang ada dan tidak membuat berita hoax.
Jokowi menyampaikan di saat inilah media berperan penting dalam memberikan informasi yang benar. Media harus bisa menyajikan berita yang kredibel dan berkualitas.
“Di saat-saat seperti ini kita membutuhkan penyajian berita yang berkualitas. Karena terlalu banyak berita yang tidak jelas jluntrungnya (arahnya),” kata Jokowi.
Dengan hadirnya media sosial, lanjut Jokowi, semua orang bisa saja menjadi wartawan, pimpinan redaksi atau mengadakan rapat redaksi yang tertabrak melalui media masing-masing.
Namun yang tidak bisa dihindari adalah munculnya hoax, kabar palsu serta berita bohong yang memanfaatkan ruang kebebasan dan demokrasi yang tersedia.
Sering kali berita hoax tersebut disebarkan melalui media abal-abal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tetapi dengan pengemasan tertentu bisa mempengaruhi persepsi masyarakat, sehingga percaya dengan informasi tersebut.
“Tentu saja penyebar hoaks itu ada modus kepentingan-kepentingan tertentu, terutama kepentingan politik yang sangat kuat, untuk mempengaruhi persepsi pembaca. Sehingga sesuai dengan tujuan kepentingan politiknya itu,” katanya.
Dengan maraknya media sosial itu, Jokowi menilai betapa pentingnya media untuk memberikan informasi yang benar.
Di sinilah saatnya media hadir untuk menunjukkan diri sebagai penyaji informasi yang benar, berkualitas dan kredibel.
Dengan profesionalitas wartawan dan media, Jokowi berharap masyarakat dapat memiliki literasi media yang baik. Masyarakat diharapkan dapat menangkal hoaks melalui literasi media yang kompeten.
“Di sinilah tanggung jawab wartawan. Membedakan antara substansi dengan sensasi, antara benar dan salah, antara asli dan yang palsu, antara suara dan kegaduhan, antara voice dan noise, harus dipilah betul, bukan malah ikut-ikutan menciptakan disorientasi nilai-nilai” katanya.(agi)