beritaenam.com – Sebelum bercinta, foreplay merupakan kunci yang sangat penting untuk hubungan yang bergairah. Namun sayangnya tahapan ini kerap disepelekan oleh pasangan hingga akhirnya mereka tidak dapat sampai klimaks kebahagiaan.
Walau hanya pembuka sebelum bercinta, foreplay memiliki peran yang juga sangat penting dan tak dapat disepelekan. Dilansir dari Bustle, berikut sejumlah kesalahan bercinta yang biasa terjadi.
1. Menganggap Foreplay Tak Penting
Masalah ini merupakan hal paling umum yang biasa dilakukan pasangan suami istri ketika bercinta.
“Kata ‘fore’ pada ‘foreplay’ sering membuatnya dipandang tak penting dibanding penetrasi,” ungkap Dr. Kat Van Kirk, pakar terapi percintaan dan pernikahan.
“Saya menyarankan agar pasangan menghapus istilah itu dan menggantinya dengan ‘sex play’. Hal ini bakal membuatnya lebih inklusif dengan berbagai tindakan (sentuhan, oral, dll) dan memberinya perhatian yang setara dengan penetrasi,” sambungnya.
2. Tergesa-Gesa
Terlalu terburu-buru untuk segera bercinta bakal membuat foreplay tidak optimal. Dr. Kat menyebut bahwa foreplay yang dilakukan secara tepat dan cukup bisa memberi kepuasan yang setara dengan penetrasi itu sendiri.
“Sex play bisa sama menyenangkannya seperti seks, kenyataannya hal ini juga bisa meningkatkan antisipasi dan spontanitas sehingga gairah dan juga orgasme yang muncul meningkat ketika hormon oksitosin dilepaskan melepaskan melalui berbagai sentuhan,” jelas Dr. Kat.
“Oksitosin meningkatkan perasaan keterhubunganmu dan kegembiraan secara keseluruhan,” sambungnya.
Melakukan foreplay secara cukup lama juga bisa meningkatkan keintiman yang kamu miliki dengan pasangan sehingga ketika waktunya melakukan penetrasi maka kegairahan muncul secara meluap-luap.
3. Terlalu Terpaku pada Jenis Foreplay Tertentu
Tidak ada definisi dan pakem yang pasti mengenai cara untuk melakukan foreplay ini. Pada beberapa orang, cara dalam melakukan foreplay ini bisa berbeda-beda dan sebaiknya tidak terjebak pada satu cara tertentu.
“Ketika pasangan berniat untuk melakukan sex play, hal ini bisa dalam bentuk apa saja mulai dari sexting hingga permainan peran atau bahkan sekadar pijat pada kaki,” jelas Dr. Kat.
“Tiba-tiba lingkup dari seks begitu terbuka bagimu dan kamu sadar betapa banyak hal seksual yang dapat kamu lakukan untuk berhubungan dengan pasanganmu. Sex play dapat berjalan mulus sebelum penetrasi,” sambungnya.
4. Kurang Komunikasi
Masalah kurangnya komunikasi ini bisa berakibat buruk bukan hanya dalam hubungan seksual namun juga pada kehidupan percintaan pada umumnya. Ketika terjadi kurang komunikasi, foreplay yang yang dilakukan juga tidak bakal maksimal.
“Masing-masing orang pada pasangan butuh menyokong diri mereka sendiri dan menyatakan hal apa yang bisa membuat mereka bergairah,” ujar Dr. Kat.
Ungkapkan hal-hal apa yang ingin kamu lakukan dan membuat kamu nyaman untuk membuat foreplay ini jadi menyenangkan. Selain itu juga jangan lupa tanyakan pada pasangan hal apa yang dia inginkan.
Selain melalui tuturan langsung, ketika menyangkut seks dan foreplay, komunikasi ini bisa ditunjukkan melalui tindakan. Bahasa tubuh serta gestur yang kamu tunjukkan bisa menjadi pola komunikasi yang tepat untuk menyampaikan maksudmu.
5. Ekspektasi Terlalu Tinggi
Jangan melakukan foreplay dengan harapan yang sangat tinggi untuk mendapat kepuasan paripurna karena hal ini tak selalu seperti harapanmu. Foreplay sebaiknya selalu menjadi upaya yang menyenangkan dan tanpa ekspektasi sebelum seks berlangsung.
“Jangan berpikiran untuk selalu mendapat orgasme setiap kali kamu menikmati seks play ini dan hanya anggap ini sebagai permainan seks saja. Hal ini dapat terasa seperti permainan dan rahasia kecil yang harus dibuat secara spontan oleh kamu berdua dan menyenangkan seperti pada hari-hari awal hubunganmu,” jelas Dr. Kat.
Satu hal yang harus digarisbawahi mengenai foreplay ini adalah harus adanya kesenangan ketika melakukan. Ketika foreplay ini sudah mulai memiliki terlalu banyak ekspektasi maka bakal tidak lagi menyenangkan.