beritaenam.com, Jakarta – Calon Presiden Prabowo Subianto belum lama ini melontarkan pernyataan yang cukup menghebohkan. Dia bilang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) satu persatu mengalami kebangkrutan.
Salah satu BUMN yang Prabowo sebut adalah PT Garuda Indonesia Tbk. Pernyataan itu pun ditanggapi dari Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau yang akrab disapa Ari Ashkara.
Ari mengaku tidak sepakat jika Garuda Indonesia disebut bangkrut. Hingga saat ini Garuda Indonesia masih beroperasi, meskipun dia menyadari perusahaan masih menemukan beberapa tantangan bisnis.
“Sebagai CEO, Garuda Indonesia kalau bangkrut mungkin saya sudah tidak di sini (perusahaan). Kalau dibilang challenging, yes,” ujarnya di Penang Bistro, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Ari mengakui, dari sisi keuangan Garuda Indonesia hingga kini masih menderita kerugian. Meski rugi, perusahaan masih bisa beroperasi.
“Garuda terbuka harus terbuka kerugiannya. Kami listed company setiap 3 bulan bisa dilihat laporan keuangannya. Dari 2016 kita rugi Rp 3,6 triliun, per September kemarin rugi sekitar Rp 2 triliunan,” terangnya.
Lagi pula, kata Ari, Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang tercatat di pasar modal. Masyarakat bisa tahu kondisi perusahaan dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan setiap 3 bulan sekali.
“Garuda Indonesia terbuka, enggak ada yang ditutup-tutupi. Struktur costnya juga kami sampaikan setiap paparan publik,” tutupnya, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu menyinggung soal bangkrutnya BUMN-BUMN. Bahkan, dia meminta masyarakat untuk bertanya langsung kepada BUMN seperti Garuda, Pertamina, dan PLN.
“Kita lihat sekarang BUMN-BUMN milik negara, milik rakyat, kebanggaan kita satu-satu hancur, satu-satu bangkrut. Tanya aja Garuda, pilot-pilot, tanya Pertamina, tanya PLN, tanya semua pabrik-pabrik milik negara. Saatnya rakyat merebut kembali kedaulatan negara,” katanya.