Beritaenam.com, Medan – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berdiskusi dengan serikat buruh Sumatera Utara. Hasto menyampaikan agar memilih pemimpin yang rekam jejaknya jelas.
Awalnya Hasto berpesan agar para buruh yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin tidak panas ketika dihujat. Dia meminta agar hujatan tersebut dibalas dengan senyuman.
“Ngapain kita ribut (karena) mereka teriak-teriak? Kita tetap doakan, kita tetap tersenyum, kita tetap bekerja. Biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu,” ujar Hasto dalam diskusi di Jalan Hayam Wuruk, Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/12/2018).
Hasto menuturkan tujuan pemilu seharusnya mencari pemimpin. Jokowi, jelas Hasto, memerintahkan untuk tidak membalas dan tetap berpandangan positif apabila menerima hujatan.
“Kita ini cari pemimpin kita, bukan cari orang yang tujuannya menghujat. Menang lima tahun, kalah juga lima tahun, yang penting kita bekerja. Perintah Pak Jokowi dan KH Ma’ruf, kita tidak boleh membalas yang tidak manusiawi. Biarlah kelihatan mana yang beres, mana yang tidak,” katanya.
“Mana yang menggunakan jalan untuk fitnah, terbukti bahwa kebenaran itu akan menang. Jadi, daripada kita memikirkan serangan relawan, mendingan kita door to door. Mari kita isi pikiran yang positif. Karena cara berpikir yang positif bisa memunculkan tindakan yang positif. Tindakan positif menghasilkan kebiasaan yang positif,” lanjut Hasto.
Lalu ia menyindir beberapa kebiasaan Prabowo terdahulu yang dia anggap negatif. Ia mengatakan agar memilih pemimpin dengan rekam jejak yang baik dan jelas.
“Kalau kebiasaannya suka memaki-maki, kebiasaan kecil juga suka menempeleng, kalau ketika berkuasa menculik mahasiswa, gimana mau baik, maka kita lihat. (Untuk memilih) pemimpin, Pak Jokowi mengatakan lihat dulu rekam jejaknya. Yang ini keluarganya baik, istrinya ada, anak-anaknya rukun. Yang di sana gimana, ada keluarga tidak? Ada istri tidak? Bisa membina rumah tangga tidak?” tutur Hasto, seperti dikutip dari detik.com
Diskusi PDIP dengan 34 organisasi serikat buruh Sumatera Utara ini merupakan rangkaian dari safari politik yang ketiga. Kali ini perjalanan safari politik dilakukan dengan mengunjungi 12 kabupaten/kota di wilayah Sumatera Utara.