beritaenam.com, Jakarta – Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengakui Presiden Joko Widodo telah mendukung penuh dalam ketahanan swasembada pangan. Upaya itu dibuktikan dalam pembangunan infrastruktur terintegrasi.
“Ini merupakan bukti penguatan di sektor pertanian demi mewujudkan swasembada pangan di Indonesia,” kata Henry dalam keterangan resminya, Jumat, 5 April 2019.
Menurut Henry, pembangunan infrastruktur pemerintah saat ini tidak melulu terfokus untuk jalan tol. Proyek prioritas yang dikerjakan juga berlaku juga pembangunan embung, akses jalan di desa, hingga pembuatan bendungan.
“Visi Presiden Jokowi jelas yakni menciptakan ketahanan pangan. Selain memberikan bantuan pupuk, bibit hingga traktor, sektor penting yang ditingkatkan adalah ketersediaan air bagi pertanian di Indonesia,” ujar Henry.
Pembuatan embung dan bendungan merupakan antisipasi pemerintah atas musim kemarau dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan.
Selain irigasi, sektor distribusi petani pun diperbaiki dengan penguatan BUMdes, penjualan online, dan akses jalan yang memberikan kemudahan distribusi petani untuk memasarkan hasil produksinya.
“Ini membuktikan Jokowi akhirnya berhasil menurunkan angka impor Indonesia dibandingkan pemerintahan sebelumnya,” tuturnya.
Henry menilai wajar saat dunia internasional memuji capaian pemerintah saat ini di bidang pertanian. Jokowi punya perhatian khusus terhadap petani dan profesi petani kini tak lagi dianggap sebagai objek pelengkap.
Menurut dia, Jokowi selalu menekankan agar kebijakan anggaran itu harus dipastikan untuk kesejahteraan petani. Sikap ini dinilai sebagai wujud Jokowi memuliakan petani.
“Baru kali ini seorang presiden selalu menyebut dan memuliakan petani dalam tiap kesempatan,” ujar dia.
Ia justru mengkritik pihak yang sesumbar tidak mau impor. Niat iru diperparah dengan tidak memiliki konsep mewujudkan ketahanan pangan dan seperti masih hidup di era Orde Baru.
“Kami cenderung mengkritik pihak yang ingin tidak impor apalagi ingin menciptakan swasembada pangan secara instan, tanpa proses dan justru terlihat meragukan tanpa adanya konsep yang jelas dalam membangun sektor pertanian di Indonesia,” tuturnya.