beritaenam.com, Washington DC – Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Andrew McCabe melontarkan komentar kontroversial soal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. McCabe menyatakan ‘mungkin saja’ Trump menjadi aset Rusia.
Seperti dilansir CNN, Rabu (20/2/2019), komentar itu disampaikan McCabe saat menjawab pertanyaan wartawan CNN, Anderson Cooper, dalam program acara ‘Anderson Cooper 360’ pada Selasa (19/2) waktu setempat.
“Apakah Anda masih meyakini Presiden bisa jadi aset Rusia?” tanya Cooper kepada McCabe dalam wawancara itu.
“Saya pikir itu mungkin saja. Saya pikir itulah mengapa kita memulai penyelidikan kita dan saya sungguh cemas melihat ke mana (Penasihat Khusus Robert) Mueller menyimpulkan itu,” jawab McCabe.
Komentar McCabe ini disampaikan setelah pada Minggu (17/2) lalu, dia dalam wawancara dengan CBS membeberkan alasan otoritas AS membuka penyelidikan kontraintelijen dan dugaan menghalangi penyelidikan oleh Trump.
McCabe mengatakan, berbagai peristiwa yang terjadi, termasuk pemecatan Direktur FBI James Comey oleh Trump, membuat FBI ‘wajib membuka kasus’ karena terdapat ‘dasar jelas’ untuk meyakini ‘kejahatan federal telah terjadi’.
Dalam wawancara itu, McCabe mengungkapkan bahwa Wakil Jaksa Agung AS Rod Rosenstein pernah mencetuskan gagasan untuk memasang alat penyadap pada dirinya dan diam-diam merekam percakapan dengan Trump.
Tak hanya itu, Rosenstein juga disebut pernah mempertimbangkan untuk merekrut pejabat-pejabat AS anggota kabinet Trump yang mungkin mendukung upaya pemberlakuan Amandemen ke-25 demi melengserkan Trump dari jabatannya.
McCabe diketahui menjabat Wakil Direktur FBI tahun 2016-2018. Setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey pada Mei 2017, McCabe ditunjuk menjadi Plt Direktur FBI.
Jabatan itu hanya dipegangnya selama empat bulan karena Direktur FBI yang baru, Christopher A Wray, dilantik pada Agustus 2017.
Wawancara dengan Cooper ini dilakukan saat McCabe tengah mempromosikan bukunya yang berjudul ‘The Threat’.
Buku itu menjabarkan momen saat McCabe masih aktif di FBI semasa pemerintahan Trump dan menunjukkan interaksi FBI dengan para pejabat Gedung Putih dan Departemen Kehakiman AS. Buku itu baru dirilis pada Selasa (19/2) dan langsung menjadi best-seller.
Dalam wawancara dengan Cooper ini, McCabe melontarkan komentar keras untuk Trump. Dia menuduh Trump merusak lembaga-lembaga penegak hukum AS demi keuntungan politik.
“Presiden merusak peran penegakan hukum, merusak peran infrastruktur intelijen dan secara negatif mempengaruhi pria dan wanita anggota FBI dan seluruh badan-badan intelijen, kemampuan mereka untuk melindungi negara ini setiap harinya,” ujar McCabe.
McCabe menambahkan, tidak diragukan lagi bahwa Trump merusak ‘efektivitas dan kekuatan’ institusi pemerintahan AS.