Jakarta – Film Dilan 1983: Wo Ai Ni telah resmi tayang di bioskop sejak 13 Juni 2024. Film ini menawarkan genre romansa yang mengisahkan masa remaja Dilan pada tahun 1983. Sebagai adaptasi dari novel Pidi Baiq dengan judul yang sama, film ini juga merupakan prekuel dari seri sebelumnya seperti Dilan 1990, Dilan 1991, Milea: Suara dari Dilan, dan Ancika: Dia yang Bersamaku 1995.
Setting Masa Kecil Dilan
Berbeda dengan film pertamanya, Dilan 1990, yang menampilkan Dilan sebagai seorang pelajar SMA dan anggota geng motor, Dilan 1983: Wo Ai Ni membawa penonton ke masa ketika Dilan masih duduk di bangku sekolah dasar. Ceritanya berpusat pada tahun 1983, saat Dilan kembali ke Bandung setelah satu setengah tahun tinggal di Timor Timur. Di sekolah dasar tempat Dilan bersekolah dulu, ia bertemu kembali dengan teman-teman lamanya serta seorang murid baru pindahan dari Semarang bernama Mei Lien, seorang gadis keturunan Tionghoa.
Persahabatan Unik Dilan dan Mei Lien
Film ini tidak menggambarkan cinta monyet biasa yang sering dialami anak-anak seusia mereka. Meski masih di bangku SD, Mei Lien berhasil membuat Dilan tertarik belajar bahasa Mandarin dan membaca buku-buku tentang China. Persahabatan mereka menjadi sesuatu yang istimewa dan berbeda.
Pemeran dan Sutradara
Karakter Dilan dalam film ini diperankan oleh Muhammad Adhiyat, sedangkan Mei Lien diperankan oleh Malea Emma Tjandrawidjaja. Peran ayah Dilan tetap dimainkan oleh Bucek Deep dan bunda Dilan diperankan oleh Ira Wibowo. Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, yang berhasil menggambarkan suasana kota Bandung pada era 80-an yang tenang dan penuh nostalgia.
Nostalgia Era 80-an
Selain cerita yang menyentuh, Dilan 1983: Wo Ai Ni juga membawa penonton bernostalgia ke suasana Bandung tahun 80-an yang sunyi dan sepi. Film ini mengingatkan kita pada masa-masa yang penuh dengan kenangan indah dan kehangatan.
Dilan 1983: Wo Ai Ni mengajarkan bahwa persahabatan sejati dapat berkembang menjadi kasih sayang yang tulus. Melalui hubungan Dilan dan Mei Lien, film ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya dan latar belakang bisa menjadi jembatan untuk saling memahami dan menghargai.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kisah mengharukan ini di bioskop terdekat Anda.