Beritaenam.com, Jakarta – Video kampanye Jokowi di Madura yang memperlihatkan sejumlah warga Madura yang meneriakkan ‘Jokowi mole’ atau ‘Jokowi pulang’ saat sedang berkampanye viral. Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menduga ada penyusup dalam kampanye Jokowi.
Video kampanye Jokowi di Madura itu viral melalui media sosial. Video tersebut memperlihatkan beberapa orang yang hadir di acara itu meneriakkan Jokowi mole (pulang).
Dalam video itu, terlihat spanduk Jokowi dengan mengacungkan 1 jari. Beberapa warga yang hadir juga terlihat mengenakan kaus berwarna putih dipadu warna hijau. Di bagian depan kaus terlihat foto Jokowi dan KH Ma’ruf Amin.
Bahkan juga terdengar suara seorang wanita yang diduga sebagai pemandu acara meminta agar massa meneriakkan yel-yel, Jokowi pole… Jokowi pole atau Jokowi lagi… Jokowi lagi.
Sayangnya, permintaan itu tampaknya tidak digubris. Beberapa pria dan wanita yang hadir malah meneriakkan Jokowi mole… Jokowi mole sambil memperlihatkan salam 2 jari.
Ali Mochtar Ngabalin menduga ada orang-orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Saat menemani kunjungan Presiden, dia mengaku sering menemukan beberapa orang yang mencari angle tertentu untuk ‘digoreng’.
“Kalau istilah itu kan kita sudah tahu orang bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan. Untuk kunjungan Presiden, saya beberapa kali mengikuti, kunjungan Presiden itu ada orang-orang tertentu yang mengambil angle yang kira-kira bisa dipakai untuk ‘menggoreng’,” kata Ngabalin setelah meninjau Jalan Gubeng yang ambles di Surabaya, Kamis (20/12/2018).
Ngabalin juga menilai hal tersebut merupakan penghinaan kepada Presiden. Dia juga tak percaya orang Madura melakukan hal tersebut. Karena Ngabalin meyakini orang Madura merupakan masyarakat yang santun dan agamis.
“Saya kira orang Madura tidak punya karakter seperti itu. Pasti orang luar yang datang. Saya mau bilang seperti itu karena semua orang cinta dengan Presiden Jokowi luar biasa waktu dan kesempatan. Orang Madura merupakan masyarakat agamis. Mereka mempunyai kultur yang tinggi, punya akhlak, punya agama yang tinggi. Saya tidak percaya itu dilakukan oleh orang-orang Madura,” tuturnya.
PKS meragukan pernyataan Ngabalin. Jika benar ada penyusup, PKS mempertanyakan pengamanan Presiden.
“Ah, masa sih ada penyusup? Jika itu betul, perlu dipertanyakan sistem pengamanan Presiden. Payah betul sistem pengamanannya sehingga ada pihak yang bisa melakukan penyusupan seperti itu,” kata Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin saat dimintai konfirmasi.
Dilansir dari detik.com, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, mengatakan hal tersebut sudah biasa. Pasti ada saja orang yang suka dan tidak suka.
“Namanya konsiliasi politik, persaingan itu merupakan hal yang biasa. Buktinya kemarin hadir para ulama dari empat kabupaten yang ada di Madura. Pasti tidak semuanya orang senang, ya ditanggapi yang positif saja. Mudah-mudahan orang-orang yang mungkin belum sadar menjadi sadar,” kata Machfud saat di Surabaya.