Beritaenam.com, Jakarta – Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily meminta semua pihak untuk tidak meragukan kemampuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pergaulan dan percaturan internasional.
Untuk itu dia menilai tidak juga perlu usulan penggunaan bahasa Inggris untuk menunjukan kemampuan pergaulan internasional.
“Selama ini Pak Jokowi sebagai Presiden telah menunjukan kepiawaiannya dalam forum internasional,” ujar Ace, Minggu (16/9/2018).
Dia pun menujukan kemampuan Jokowi tatkala Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, berperan aktif dalam penyelesaian Rohignya, paling depan dalam mendukung kemerdekaan Palestina serta diperhitungkan di antara negara di dunia.
“Bahkan media internasional mengakui itu,” ucapnya.
Karena itu soal debat bahasa Inggris, dia tegaskan tidak perlu lah.
“Nanti kalau ada yang minta baca al-Quran dan debat pakai bahasa Arab bagaimana?” tanyanya.
“Kita ini mau memilih Presiden Republik Indonesia. Bukan memilih Presiden Amerika Serikat yang memang bahasa nasionalnya bahasa Inggris,” ujarnya.
“Apakah kita mau memilih Capres Cawapres Inggris atau Amerika Serikat atau Indonesia?” ujarnya.
Ace menegaskan, debat Capres dan Cawapres bukan seperti lomba pidato bahasa Inggris untuk unjuk gigi kemampuan bahasa.
Bagi dia, debat Capres-Cawapres itu untuk beradu gagasan, program, visi dan misi yang dapat dimengerti seluruh rakyat Indonesia.
“Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti, gampang dicerna rakyat, konsep yang ditawarkan dapat diterjemahkan ke dalam program yang dapat dilaksanakan (applicable),” jelas Ace.
Selain itu debat Capres-Cawapres itu bukan sekedar pidato berapi-api yang penuh retorika belaka, namun tidak memiliki substansi.
Pun imbuhnya, bukan menebar pesimisme, tapi selalu melahirkan harapan-harapan bagi rakyat dengan program-program yang konkret dan nyata.
“Bukan janji-janji yang ternyata pelaksanaannya tidak dapat dilaksanakan,” ucapnya.
Sebelumnya, koalisi partai politik pengusung bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar KPU menggelar satu sesi debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris.
“Boleh juga kali ya. Ya, makanya hal-hal rinci seperti itu perlu didiskusikan,” kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto di Rumah Pemenangan PAN, Jalan Daksa, Jakarta, Kamis (13/9/2018) seperti dikutip Antara.
Yandri mengatakan, pemimpin Indonesia bakal bergaul dan banyak berbicara di forum internasional yang memerlukan penggunaan bahasa Inggris.
Oleh karena itu, kata dia, bahasa Inggris di debat capres-cawapres tak masalah meski di UU tentang Kebahasaan pidato resmi wajib disampaikan dalam bahasa Indonesia.
“Namun, karena presiden bergaul di dunia internasional, supaya tidak ada kesalahan komunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara, ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa luar dari bahasa Indonesia itu,” ujar Yandri.
Usulan ini, kata Yandri, harus dibahas bersama KPU, termasuk soal aturan teknisnya.(*)