Beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut elektabilitas pasangan capres-cawapres relatif stagnan.
Juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan Jokowi-Ma’ruf masih unggul dari Prabowo-Sandi meski kedua pasang calon tersebut relatif stagnan.
“Pasangan Jokowi-Kyai Ma’ruf masih unggul dalam survei LSI Denny JA walaupun belum bergerak signifikan. Kami tetap masih di atas angka mayoritas,” kata Ace, Kamis (6/12/2018).
Meski lebih unggul, TKN Jokowi-Ma’ruf tidak akan mudah berpuas diri. Ace mengatakan, pihaknya akan terus berusaha meningkatkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf dengan berbagai strategi.
Ace juga menanggapi temuan suvei LSI lainnya yang menyebut program kedua pasang capres-cawapres kurang dikenal. Menurutnya program Jokowi di periode pertama sudah banyak dikenal publik dan akan terus dilanjutkan.
“Survei LSI Denny JA juga sebenarnya menunjukan bahwa program unggulan Pak Jokowi seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, PKH, Infrastruktur, sertifikasi tanah dan lain-lain jauh lebih dikenal dan dirasakan rakyat ketimbang program yang ditawarkan kubu sebelah,” ujar Ace.
“Program-program itu akan tetap dipertahankan karena memang dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat. Dengan program-program itu pula kepuasan masyarakat atas kinerja Pak Jokowi jauh lebih tinggi,” lanjutnya, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya diberitakan, survei yang dilakukan LSI menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf pada November 2018 mencapai 53,2%, unggul di atas pasangan Prabowo-Sandiaga di angka 31,2%. Sementara itu, 15,6% responden tidak menjawab.
“Selama dua bulan terakhir, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga mengalami turun-naik. Namun tidak banyak mengubah selisih elektabilitasnya,” demikian disampaikan Founder LSI, Denny JA, dalam siaran pers, Kamis (6/12).
Denny JA menyimpulkan kedua pasangan capres sebenarnya mempunyai program yang disukai dan sangat bisa menambah elektabilitas, tapi tim kampanye kedua pasangan kurang mengangkat program ini.
“Akibatnya, dua bulan masa kampanye program dikalahkan oleh isu sensasional yang tidak berpengaruh pada kenaikan elektabilitas,” tuturnya.