beritaenam.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai Joko Widodo atau Jokowi – Maruf Amin belum tentu bisa mengalahkan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di Pilpres 2019 . Meski memiliki elektabilitas lebih besar, yaitu 54,9 persen.
Burhanuddin Muhtadi beralasan pemilih yang masih dapat merubah pilihannya atau swing voters masih sebanyak 25 persen.
“Maka masih ada peluang pasangan capres-cawapres Prabowo – Sandiaga untuk memenangkan Pemilu 2019,” kata Burhanuddin Muhtadi saat mempresentasikan hasil survei dari lembaga survei yang dipimpinnya, di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia terhadap 1.220 responden di 34 provinsi di Indonesia pada 16-26 Desember 2018, menyimpulkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi – Maruf Amin, memiliki elektabilitas 54,9 persen atau unggul 20,1 persen dibandingkan dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, yang memiliki elektabilitas 34,8 persen.
Buhan menjelaskan, kalau pemilu presiden diselenggarakan saat ini, maka pasangan Jokowo – Maruf Amin akan memenangkan pemilu presiden.
Tapi karena pemilu presiden diselenggarakan pada 17 April 2019 atau sekitar tiga bulan mendatang, maka elektabilitas 54,9 persen masih belum aman.
“Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres masih bisa berubah dalam waktu tiga bulan ke depan. Apalagi masih ada ‘indecided voters’ serta ‘swing voters’ yang seluruhnya mencapai 25 persen,” tuturnya.
Dilansir dari Antara, keunggulan elektabilitas pasangan Jokowi – Maruf Amin sebesar 20,1 persen, menurut dia, masih bisa berubah dengan adanya “swing voters” yang mencapai 25 persen. Karena itu, Burhan mengingatkan, TKN Jokowi – Maruf Amin untuk terus bekerja keras dan tidak cepat puas.
Burhan juga mengingatkan, BPN Prabowo-Sandi untuk tetap semangat karena masih ada peluang untuk memenangkan pemilu presiden 2019.
Survei dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terhadap sebanyak 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas dengan sampel acak di 34 provinsi di Indonesia, pada 6-16 Desember 2019. Metode survei yang digunakan yakni wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.