Beritaenam.com, Jakarta – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ketersediaan jagung untuk pakan ternak di Indonesia melimpah. Bahkan, pada 2018, petani bisa mengimpor jagung 370.000 ton.
Namun, meski stoknya mencukupi, impor jagung masih dilakukan.
“Itu nanti disimpan Bulog. Kalau harga turun, ini (stok impor) tidak akan keluar. Sebentar lagi kita panen raya lagi, ini sebagai kontrol aja,” ujar Amran di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Amran mengatakan, dilihat dari sejarah impor di Indonesia, ada kemajuan pesat untuk komoditas jagung. Pada 2014, Indonesia mengimpor 3,5 juta ton jagung atau setara Rp 10 triliun.
Saat itu, kata Amran, masyarakat tidak bereaksi berlebihan, malah tidak ada kegaduhan. Kemudian tahun berikutnya pada 2015, angka impornya turun menjadi 2,5 juta ton jagung. Pada 2016, jagung impor hanya sebesar 900.000 ton.
Sementara pada 2017, hal bersejarah bagi Indonesia bahwa sama sekali tak ada impor jagung. Tahun berikutnya, 2018, masih ada impor sebesar 50.000 ton tapi juga ada ekspor yang lebih besar, 370.000 ton.
“2017 pecah telur ekspor. Itu sejarah pertama Indonesia impor sekecil itu dan ekspor sebesar itu,” kata Amran, seperti dilansir dari kompas.com
“Kalau impor 50.000 ton kan kita masih surplus. 50.000 ton itu enggak ada apa-apanya dibandingkan tahun 2014,” lanjut dia.