Site icon Beritaenam.com

Israel Tak Senang Australia Akui Yerusalem Barat Jadi Ibu Kota

Benjamin Netanyahu.

Beritaenam.com – Israel mengisyaratkan ketidaksenangan atas pengakuan Australia soal Yerusalem Barat sebagai ibu kota negaranya. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu enggan memberikan komentar panjang lebar untuk pengakuan Australia itu.

Secara terpisah, orang kepercayaan Netanyahu menyebut sebuah kesalahan bagi Australia untuk menolak mengakui kendali Israel atas Yerusalem secara keseluruhan. Demikian seperti dilansir Reuters, Senin (17/12/2018).

Diketahui bahwa Israel menduduki Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967 dan mencaploknya dalam langkah yang tidak diakui internasional. Palestina selama ini menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota bagi negaranya di masa mendatang.

Setahun lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memancing kemarahan publik Palestina dengan mengakui Yerusalem secara keseluruhan sebagai ibu kota Israel. Pengakuan Trump itu mengabaikan klaim Palestina soal Yerusalem Timur.

Pada Sabtu (15/12) lalu, PM Australia Scott Morrison menyatakan pengakuan resmi atas Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Namun rencana pemindahan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia ke Yerusalem Barat menunggu tercapainya kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Dalam pernyataannya, Morrison juga menekankan komitmen Australia untuk suatu hari nanti mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Morrison menegaskan bahwa Australia selalu memegang teguh solusi dua-negara.

Menanggapi hal itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyampaikan pernyataan yang tidak terlalu antusias dengan hanya menyebut pengakuan Australia itu sebagai ‘langkah di arah yang benar’. Netanyahu juga terkesan bungkam terhadap pengakuan Australia itu.

Saat menghadiri rapat kabinet mingguan pada Minggu (16/12) waktu setempat, Netanyahu menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

“Kami telah merilis pernyataan lewat Kementerian Luar Negeri. Saya tidak ingin menambahkan apapun,” ucap Netanyahu kepada wartawan setempat.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Urusan Kerja Sama Regional Israel, Tzachi Hanegbi, yang juga orang kepercayaan Netanyahu dalam Partai Likud melontarkan komentar lebih kritis untuk Australia.

Hanegbi mengkritik Australia, yang disebutnya memiliki ‘persahabatan yang dalam dan intim selama bertahun-tahun’ dengan Israel.

“Sangat disesalkan, dengan berita positif ini mereka melakukan kesalahan,” ujar Hanegbi merujuk pada Australia.

“Tidak ada pemisahan antara sebelah timur dan seberat barat kota itu. Yerusalem adalah satu keseluruhan, bersatu. Kendali Israel atas Yerusalem adalah abadi. Kedaulatan kami tidak akan bisa dibagi atau diganggu. Dan kami harap Australia akan segera menemukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan,” imbuhnya.

Isu Yerusalem mencuat sejak Oktober lalu setelah Morrison menyatakan pihaknya terbuka untuk memindahkan Kedubes Australia di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Kalangan Australia sendiri menilai gagasan itu bermotif politik karena dilontarkan menjelang pemilu krusial di wilayah Wentworth, New South Wales, yang memiliki konstituen warga Yahudi yang kuat. Partai Liberal yang dipimpin Morrison kalah dalam pemilu itu.

Kepala perunding Palestina, Saeb Erekat, dalam tanggapannya menyebut pengakuan yang disampaikan PM Australia itu sebagai dampak dari ‘politik domestik yang picik’ di Australia.

“Seluruh Yerusalem tetap menjadi isu status akhir yang harus dirundingkan, sementara Yerusalem Timur, di bawah hukum internasional, merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina yang diduduki,” tegas Erekat dalam pernyataannya.

Exit mobile version