Beritaenam.com, Jakarta – Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto rajin mengkritik pemerintah. Mulai dari kekayaan Indonesia yang dinikmati segelintir elit, kebodohan ekonomi hingga menjalankan negara dengan ugal-ugalan.
Pembelaan pun dilontarkan kubu Jokowi. Salah satunya datang langsung dari Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir.
Erick mengatakan Jokowi telah berulang kali menjawab kritik dari oposisi. Jokowi bukanlah bagian dari elit sebagaimana yang juga kerap disampaikan Prabowo. Jokowi, kata Erick, merupakan rakyat biasa yang kemudian dipercaya menjadi pemimpin.
“Beliau benar-benar dari bawah. Bisa dipercaya oleh rakyat yang memang memikirkan rakyat menjadi pimpinan negara ini,” jelasnya saat menghadiri acara pentas seni dan doa bersama untuk NTB dan Sulawesi Tengah di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10) malam.
Dia mempertanyakan elit yang dimaksud Prabowo. Menurut pandangannya, jika Jokowi merupakan bagian dari elit yang kerap dituding Prabowo, maka kebijakan yang diambil pasti yang menguntungkan kelompok tertentu. Kenyataannya justru sebaliknya.
“Beliau benar-benar dari bawah bagaimana kebijakannya sangat populis,” ujarnya.
Erick memuji Jokowi sebagai pekerja keras dan rajin beribadah.
“Orangnya kerja keras, simpel, salatnya rajin dan sampai hari ini benar-benar visinya tidak berubah ketika beliau jadi Walikota Solo, Gubernur DKI dan sampai hari ini,” jelasnya.
“Jadi kita murni mendukung beliau karena memang dia tidak berubah,” ucapnya.
Sebelumnya, melalui akun Facebook, Calon Presiden Prabowo Subianto menjelaskan slogan ‘Make Indonesia Great Again’. Bukan hanya itu, dia juga mengkritik Jokowi-Jusuf Kalla ugal-ugalan dalam mengelola pemerintahan.
“Empat tahun terakhir kita melihat bagaimana sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah. Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan. Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementrian dan lembaga negara. Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara,” tulis Prabowo.