Beritaenam.com, Jakarta – Di era kampanye Pilpres 2019, pasar tradisional menjadi salah satu ‘bahan’ kampanye masing-masing kubu. Namun Presiden sekaligus capres Joko Widodo (Jokowi) menepis bila dikatakan baru kali ini blusukan ke pasar.
“Dari dulu juga di pasar, sejak di Wali Kota (Solo), bukan cuma akhir-akhir ini,” ujar Jokowi saat menghadiri acara di kantor Metro TV di Kedoya, Jakarta Barat, Senin (26/11/2018).
Saat di pasar, Jokowi menyebut harga bahan kebutuhan pokok relatif stabil. Ada beberapa bahan pokok yang harganya naik, semisal daging ayam, tapi Jokowi menegaskan kenaikan harga barang disebabkan teori supply-demand.
“Ya kalau saya masuk ke pasar, saya beli langsung. Misal ada bayam satu ikat Rp 2.000, kangkung sekitar Rp 2.000, oke. Pindah lagi ke tempat lain, ayam. (Harga) ayam naik atau turun? ‘Naik, Pak’. Dulu Rp 28 ribu, sekarang Rp 32 ribu. Artinya, memang ada kenaikan harga dan biasa. Yang namanya barang, pas suplai banyak, pasti (harga) turun, kalau kurang, pasti (harga) naik, biasa,” terang Jokowi.
“Tetapi kalau ada orang yang menyampaikan barang di pasar tradisional mahal, ini yang saya protes di sini,” ucapnya.
Jokowi menyampaikan alasannya memprotes jika ada yang menyebut harga di pasar tradisional mahal.
“Jika ada yang mengkampanyekan harga di pasar tradisional mahal sehingga ibu-ibu bisa ke supermarket. Kan nggak seperti itu. Sehingga saya infokan banyak yang murah, (harga) turun, biar pasar tradisional ramai,” ujar Jokowi.