Beritaenam.com, Jakarta – ‘Alfatekah’ yang diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka MTQ Nasional 2018 di Medan, Sumatera Utara jadi perbincangan. Politikus Golkar Nusron Wahid membela.
“Itu budaya Jawa, biasa. Alkamdulillahirobil Alamin. Alkamdulillah. Ya Owoh… Namanya kadang-kadang orang Jowo. Hal biasa nggak perlu dipersoalkan,” ujar Nusron di Istana Bogor, Selasa (9/10/2018).
Menurut Nusron, pelafalan ayat Alquran atau bahasa Arab harus diucapkan dengam benar ketika salat. Sementara untuk diucapkan dalam bahasa sehari-hari dan tercampur logat bahasa daerah, hal itu tak jadi masalah.
“Logatnya orang Jawa ya memang gitu. Kecuali dalam salat itu harus fasih. Wong sampeyan kalau bilang Asar ngga bisa ‘Ngasr’ kok. Bilang makan nggak bisa jadi mangan. Ini karena sudah aksentuasi, logat. Ada yang mempersoalkan seperti itu belum paham anatomi betapa luasnya aksentuasi bahasa di Indonesia ini,” kata Nusron yang juga menjabat sebagai Kepala BNP2TKI.
“Jadi menurut saya kalau ada yang mempersoalkan seperti itu, ya belum paham tentang anatomi multikulturalnya Indonesia betapa luasnya aksentuasi bahasa di Indonsia ini. Nah dan hanya sedikit orang yang bisa memahami bahasa tersebut,” lanjutnya, seperti dikutip dari detik.com
Dalam video yang beredar di media sosial, terdengar Jokowi mengajak peserta MTQ Nasional 2018 membaca surat Alfatihah untuk korban gempa di Sulawesi Tengah.
“Semoga para keluarga yang selamat diberi kesabaran dan ketabahan. Ala hadiniyah, Alfatekah,” cuplikan ucapan Jokowi di video.
Kemudian masyarakat yang hadir sempat berteriak ‘Alfatihah’ untuk membenarkan ucapan Jokowi.