beritaenam.com, Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku tak nyaman menangani kasus Mayjen (Purn) Soenarko, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, dan beberapa pecatan TNI dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap beberapa tokoh nasional. Namun, dia harus tegas kepada siapapun yang melanggar hukum.
“Tentu secara pribadi, dan institusi ini jujur menimbulkan ketidaknyamanan bagi Polri sendiri, enggak nyaman. Tapi ya hukum harus berkata demikian, ada azas persamaan di mata hukum. Semua orang sama di muka hukum,” kata Tito di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (13/6).
Terutama dalam penanganan kasus yang menjerat Kivlan Zen.
“Apalagi dalam kasus, mohon maaf, melibatkan Bapak Kivlan Zen. Ini bukan hanya kasus kepemilikan senjata api, tentu juga ada dugaan permufakatan jahat dalam bahasa hukum, untuk melakukan rencana pembunuhan dan itu ada saksi-saksinya, nanti akan terungkap di pengadilan,” sambung Tito.
Meskipun Polisi tengah menyelidiki kasus yang melibatkan mantan purnawirawan TNI, Tito memastikan kondisi ini tidak mempengaruhi hubungan baik antara Polri dan TNI.
“Saya menyampaikan kepada Panglima (TNI) komitmen dari Polri untuk senantiasa sinergi, bekerja sama dengan TNI,” ucap mantan Kapolda Metro Jaya ini, seperti dikutip dari merdeka.com
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengamini ucapan Tito. Kasus ini tak akan mengganggu sinergitas TNI dan Polri yang sudah terjalin begitu harmonis.
“Seperti yang diketahui soliditas TNI-Polri sampai sekarang terus (baik). Mulai dari Babinsa dan Babin Kamtibmas ini adalah salah satu bentuknya,” kata Hadi.