beritaenam.com, Jakarta – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo ( Jokowi)- Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding prihatin dengan nasib aktivis Ratna Satumpaet. Menurut Karding, tersangka kasus penyebaran berita bohong (hoaks) itu menjadi korban dari kampanye kubu Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.
“Orang-orang ini menurut saya ikut bertanggungjawab. Jangan menari di atas penderitaan Bu Ratna. Itu yang harus kita ingatkan ke publik, jangan membuat orang jadi korban, tapi kita bersenang-senang atas kasus itu,” kata Karding dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/2).
Menurut Karding, pihak Prabowo punya andil besar dan bertanggung jawab dalam pemberitaan hoaks tersebut. Mereka sengaja menyebarkan dan menggelar konferensi pers untuk mempengaruhi publik.
“Kalau lihat kasusnya, sebenarnya Bu Ratna tidak tunggal. Karena dia yang problem itu ada orang yang sengaja menyebar, meyakinkan publik, bahwa Ratna telah dipukulin, bahkan sampai seperti drama,” jelas dia.
Anggota DPR dari Fraksi PKB itu berharap, Ratna Sarumpaet dapat mengikuti proses hukum yang berlaku dengan lancar. Meski perempuan berusia 70 tahun itu harus menanggungnya sendirian.
“Pada prinsipnya saya kira kita berharap bahwa proses persidangan Bu Ratna berjalan lancar, dan tentu saya berharap teman-teman yang ikut andil besar sehingga Bu Ratna itu diproses oleh hukum,” Karding menandaskan, seperti dilansir merdeka.com
Akibat hoaks tersebut, polisi memeriksa sejumlah saksi. Di antaranya Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang dan Koordinator Juru Bicara Tim BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Kemudian Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal, mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, putri Ratna Sarumpaet yakni Atiqah Hasiholan, dan salah satu karyawan Ratna Sarumpaet, Ahmad Rubangi.
Berkas perkara kasus Ratna Sarumpaet (RS) dinyatakan lengkap atu P21. Untuk itu, persidangan akan segera digelar.
“Kejati DKI Jakarta menyatakan P21 perkara atas nama tersangka RS,” kata Kasipenkum Kejati DKI Nirwan Nawawi saat dikonfirmasi.
Menurut Nirwan, tim Jaksa peneliti perkara Ratna Sarumpaet menyatakan bahwa berkas telah lengkap secara formil maupun materil per hari ini.
Ratna mengaku siap menghadapi persidangan kasus penyebaran berita bohong alias hoaks. “Siap,” tutur Ratna di Mapolda Metro Jaya, Kamis (31/1).
Ratna Sarumpaet mengaku kondisinya saat ini cukup sehat dan prima. Sementara soal alasan dikembalikannya ibunda Atiqah Hasiholan itu ke rutan Polda Metro Jaya masih belum diketahui.
Tak Mau Menjenguk Ratna Sarumpaet
Kubu Prabowo melalui Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku tidak pernah berniat menjenguk aktivis sekaligus tersangka dugaan penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet. Pasalnya Fadli merasa jengkel dengan Ratna.
“Memang enggak ada niat sih. Kami nih kan keki, jengkel sekali merasa dibohongi kok,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/2).
Fadli mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Capres nomor urut 02 sangat dirugikan dengan kebohongan Ratna.
Terlebih lagi, kebohongan tersebut dijadikan bahan serangan oleh kubu Capres nomor urut 01 Joko Widodo ( Jokowi) di debat capres-cawapres perdana lalu.
“Ya kami ini yang paling dirugikan dengan kasus ini. Lihat saja ini sampai jadi bahan bagi Jokowi kan. Di debat pertama ini jadi bahan. Ditanya apa, dijawabnya soal kasus RS (Ratna Sarumpaet),” ujarnya.
“Padahal kasus hoaks mereka banyak sekali. Esemka kan salah satu hoaks terbesar pemerintahan ini,” sambungnya.
Karena itulah Fadli hanya ingin menjenguk beberapa tokoh selain Ratna. Mulai dari Habib Bahar Bin Smith, Ahmad Dhani Prasetyo dan Buni Yani.
“Saya kemarin menjenguk Habib Bahar Smith di Bandung karena mendengar laporan dari keluarganya ke sini,” ucapnya.