Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan respons yang cepat dalam penanganan dampak bencana alam yang melanda nusantara, antara lain longsor di Sumedang, Jawa Barat, gempa bumi di Sulawesi Barat, dan banjir di Kalimantan Selatan.
Dalam keterangan yang diterima di sini, Minggu, Menteri Risma membenarkan bahwa tindakan tanggap sudah dilakukan sejak bencana pertama kali terjadi, termasuk dengan melibatkan tim siaga darurat di daerah.
“Kami sudah menerjunkan semua orang termasuk di Kalimantan Selatan,” tandasnya.
Saat bencana melanda, Kementerian Sosial segera melakukan upaya penanganan dampak di lapangan melalui pilar-pilar sosial termasuk tim, pekerja sosial, serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) di masing-masing daerah.
Selain bantuan tanggap darurat, seperti bantuan logistik yang sudah disalurkan ke lokasi bencana, peran aktif Kementerian Sosial ditunjukkan dengan tanggap cepat dari unit pelayanan teknis dalam penanganan korban.
Di Kalimantan Selatan, Balai Latihan Kerja Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Banjarmasin sudah bergerak sejak banjir melanda daerah itu.
“BBPPKS berupaya untuk ikut membantu warga sekitar yang terdampak banjir dengan menyediakan kamar asrama sebagai tempat penampungan pengungsi,” kata Kepala BBPPKS Banjarmasin, Salahuddin Yahya.
Salah satu daerah yang paling dekat dengan kantor BBPPKS Banjarmasin adalah Desa Malintang, Kabupaten Banjar. Saat ini, sekitar 130 orang telah dievakuasi untuk diberi tempat penampungan sementara hingga kondisi memungkinkan mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
“Kami memastikan bantuan logistik disiapkan untuk memberikan pelayanan maksimal bagi para penyintas,” ujarnya.
Bersamaan dengan upaya evakuasi, Tim Layanan Dukungan Psikososial BBPPKS Banjarmasin juga memberikan bantuan kepada warga di pengungsian, khususnya orang tua dan anak-anak.
“Dengan terus menerapkan protokol COVID-19, BBPPKS bereaksi cepat terhadap kondisi Kalimantan Selatan saat ini serta upaya perluasan peran BBPPKS dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial,” jelasnya.
Sementara itu, Pusat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Jiwa (BRSPDM) “Budi Luhur” juga turut serta menyediakan salah satu fasilitas asramanya sebagai posko darurat bencana banjir.
Hingga saat ini, ada 22 korban banjir dari kawasan Martapura yang mengungsi ke posko tanggap darurat bencana banjir tersebut, diantaranya dua warga lanjut usia, lima pasangan menikah (10 orang), tiga remaja, serta tujuh anak dan bayi.
“Saat ini para penyintas sudah mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan, bantuan sandang, dan makanan atau logistik selama berada di posko,” kata Kepala Puskesmas Herry Pawoko.
Ia telah menugaskan karyawan, terutama pekerja sosial, untuk mendampingi para penyintas di posko untuk memberikan layanan psikososial.
“Para pekerja sosial segera memberikan layanan psikososial dan trauma healing bagi para penyintas, agar bisa membantu mereka dalam menghadapi pascabanjir yang melanda,” ujarnya.
Di Makassar, BBPPKS Makassar menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) beranggotakan tujuh orang yang dipimpin langsung oleh Kepala Rasman Center.
Menurut Rasman, bantuan terhadap bencana ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dalam misi kemanusiaan.
“Kami akan membantu mereka yang sangat terdampak bencana ini. Baru-baru ini saya dan tim membantu salah satu korban yang harus melahirkan,” ujarnya.
Sejumlah barang bantuan pun disediakan, antara lain alat makan, air mineral, selimut, dan terpal.