beritaenam.com – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un akan kembali bertemu Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pekan depan di Hanoi, Vietnam. Saat ini pemerintah Vietnam tengah mempersiapkan penyambutan kedatangan Jong Un yang menggunakan kereta api dari negaranya.
Dengan menggunakan kereta, perjalanan Kim Jong Un diperkirakan memakan waktu sekitar dua setengah hari dengan jarak tempuh ribuan kilometer dari Pyongyang menuju Vietnam melalui China. Dengan perjalanan mencapai dua setengah hari, Jong Un harus berangkat pekan ini sehingga bisa tiba di Hanoi pada Senin (25/2), dua hari menjelang bertemu Trump.
Kereta yang membawa Kim akan berhenti di stasiun perbatasan Vietnam, Dong Dang, di mana dia akan turun dan menyambung perjalanan dengan mobil menuju Hanoi dengan jarak tempuh 170 kilometer. Demikian kata sumber tersebut, dilansir dari Arab News, Kamis (21/2).
Trump dan Kim akan bertemu di ibu kota Vietnam pada 27-28 Februari, delapan bulan setelah pertemuan puncak bersejarah di Singapura pada Juni 2018, pertemuan pertama presiden AS dan pemimpin Korut sepanjang sejarah, di mana saat itu keduanya berjanji bekerja sama menuju program denuklirisasi di semenanjung Korea.
Negosiasi kedua pemimpin ini ada sedikit kemajuan sejak pertemuan pertama dan muncul harapan dalam pertemuan puncak kedua ini Jong Un dan Trump bisa mencapai perjanjian yang lebih spesifik.
Kim Jong Un telah menunjuk negosiator nuklir baru, Kim Hyok Chol, yang tiba di Hanoi pada Rabu (20/2) kemarin, kata salah seorang sumber lainnya kepada Reuters.
Terpisah, tiga sumber lainnya yang terkait langsung dengan persiapan KTT mengatakan kepada Reuters lokasi pertemuan akan berlangsung di wisma pemerintah, sebuah bangunan pemerintah era kolonial di pusat kota Hanoi.
Lima sumber Reuters ini mengatakan rencana dapat berubah. Sumber tidak diizinkan untuk berbicara kepada media karena sensitivitas seputar rencana perjalanan tertutup pemimpin Korea Utara itu.
Hotel Metropole, di seberang wisma pemerintah, akan menjadi lokasi alternatif lain untuk pertemuan penting ini.
Pada Sabtu lalu, ajudan Kim Jong-un, Kim Chang Son, terlihat mengunjungi wisma pemerintah dan Metropole dan juga Hotel Melia di pusat kota. Jong-un kemungkinan akan menginap di Melia selama kunjungannya.
Ditanya terkait kemungkinan Trump akan bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping saat melewati China, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan tak tahu.
“China dan Korea Utara memiliki tradisi menggelar pertemuan tingkat tinggi. Mengenai situasi yang Anda sebutkan, saya tidak memahami itu,” kata Geng tanpa menjelaskan lebih jauh.
Melakukan perjalanan dengan kereta merupakan kegemaran Kim Jong Un dan juga ayahnya, Kim Jong Il dan kakeknya, Kim Il Sung.
Para ahli Korea Utara telah bercerita bagaimana kunjungan Kim Jong Un ke luar negeri, seperti kunjungan kenegaraannya ke China pada Januari, mengingatkan pada Kim Il Sung.
“(Ayahnya) Kim Jong Il sangat tertutup. Dia tidak suka bertemu dengan delegasi luar negeri, dan dia sangat tidak suka berkunjung ke luar negeri,” kata mantan Wakil Dubes Korut untuk Inggris, Thae Yong Ho, yang membelot ke Korsel pada 2016.
“Tapi Kim Jong Un sedikit mirip dengan Kim Il Sung. Dia sangat suka kunjungan ke luar negeri,” kata dia kepada media pada Selasa.
Kakek Jong Un, Kim Il Sung mengunjungi Vietnam dua kali pada 1958 dan 1964. Tahun 1958. Kim Il Sung berangkat dari Pyongyang ke Beijing menggunakan pesawat, kemudian dari Beijing ke Guangzhou menggunakan kereta.
Kemudian dia ke Hanoi dari China menggunakan pesawat. Demikian dilaporkan koran Korsel, Kyunghyang Shinmun, pada Selasa mengutip arsip media China.
Pada 1964, Kim Il Sung mengunjungi Vietnan menggunakan pesawat jenis Vickers Viscount yang disiapkan China. Pesawat itu merupakan pesawat pribadi Lin Biao, bawahan Mao Zedong.