Sahabat Facebook, ijinkan saya nulis tentang lika liku bisnis musik dan entertainment. Bisnis ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri, karena karakter dan peluangnya sangat terbuka.
Tapi, taukah bahwa setiap peluang selalu ada tantangan. Bahwa bisnis apapun selalu memiliki tantangan tersendiri. Banyak orang pingin masuk dan berusaha meraih sukses di bisnis ini. Banyak orang terobsesi pingin ngetop dan cepat kaya, lewat jalur musik.
Itu sah sah saja. Tapi jangan lupa, siapkan mental supaya nggak ‘kebanting’ oleh sikap sombong dan lupa daratan.
Memang tidak gampang jadi orang top. Butuh perjuangan. Butuh proses, istilahnya. Tapi juga sering dunia musik dijadikan impian dan obsesi berlebihan. Ekspektasinya terlalu tinggi. Pingin sukses secara instan.
Ada yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal, dan menuai kekecewaan. Yang paling aman adalah mengikuti proses. Ada faktor lucky (keberuntungan), iya. Tapi juga jangan lupa dengan proses.
Tiap hari saya selalu berjibaku dengan para pelaku bisnis kreatif ini. Mereka itu ada pencipta lagu, penyanyi, aranger, player, dan lain-lain.
Saya menyebutnya sebagai kreator, atau lebih keren sebagai pelaku bisnis kreatif. Tiap hari saya banyak dapat kiriman demo lagu, untuk di publish. Itu datang dari berbagai kalangan, bahkan yang tidak saya kenal juga banyak. Biasanya lagu itu masih bersifat demo, belum fiks, musik dan aransemennya.
Saya biasanya sempatkan dengerin sepintas, lalu kalau menggoda telinga, saya save dan dengerin lagi dalam kesempatan khusus.
Kalau tertarik, saya langsung merespon. Sebelum ada kerja sama, tentu harus diobrolin, ada kesamaan persepsi dulu. Bicara komitmennya seperti apa?
Saya ini sudah hampir 19 tahun berkecimpung di bisnis musik & entertainment. Sudah kenyang asam garamnya. Udah paham dunia persilatannya.
Sampai pada posisi terakhir saya ‘pensiun’ dan menyerahkan tanggung jawab tehnis kepada seorang profesional. Saya masih menjadi konsultan dan penyeleksi materi lagu.
Saya selalu berpesan kepada tim manajemen supaya menjaga komitmen dengan partner. Karena penting ini sebagai bagian dari membangun jati diri dan kredibilitas. Karena bisnis musik itu ya orangnya itu-itu saja. Terlalu ceroboh, kita bermain-man untuk urusan komitmen dan kredibilitas. Begitu saya selalu tekankan pada pelaksana tehnis/profesional.
Dalam setiap kerja sama ada aturan main. Ada hak dan kewajiban. Dan itu tertuang dalam perjanjian. Di situ mengikat hak hak dan kewajiban para pihak.
Lebih afdol komitmen kerja sama itu dibicarakan di awal sebelum dituangkan dalam perjanjian, dan di tanda tangani.
Dipelajari dan dipahami point-pointnya. Kalau perlu minta orang legal untuk membantu memahami point-point kesepakatan.
Jangan sampai belakangan muncul penafsiran yang beda, apalagi sampai ada kata-kata ‘dijebak’, atau ngerasa ditipu.
Karena konsekuensinya pada implikasi hukum. Kan prinsipnya berbisnis mencari keuntungan. Nggak mungkin kita ngeluarin dana dan tenaga, hanya untuk sebuah pekerjaan sia-sia.
Kecuali kalau memang sudah ada modus, atau itikad nggak baik dari salah satu pihak. Percayalah, siapa yang menabur, dia yang menuai.
Yah begitulah… Kopi mana nih kopi…?