beritaenam.com, Jakarta – Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) diamankan KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Peristiwa ini disebut akan memberi dampak langsung pada PPP pada pileg mendatang.
“Bagaimanapun yang di-OTT adalah seorang ketum, jabatan sangat penting di partai politik. Dampak langsung akan dirasakan oleh partai terkait. Apalagi dalam survei yang baru saja kami rilis, PPP masuk dalam grup dua koma, raihan elektabilitasnya baru mencapai 2,2%. Artinya, butuh perjuangan keras untuk lolos ke Senayan,” kata Direktur Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman dalam keterangannya, Jumat (15/3/2019) malam.
Veri menilai, sebagai parpol pengusung capres 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, PPP pasti akan mengalami kecaman dari kubu lawan. Tak hanya itu, ia menilai paslon yang diusung PPP, yakni Jokowi-Ma’ruf Amin, juga akan dikait-kaitkan dan ‘digoreng’ habis.
Meski begitu, dia menilai ditangkapnya Rommy tidak terlalu berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Dia menilai elektabilitas itu berpengaruh ke caleg yang diusung PPP.
“Ini akan berbeda kasusnya dengan para caleg yang diusung partai tersebut, beban membangkitkan nama partai yang tercemar akan langsung dirasakan segera,” ujarnya.
“OTT terhadap Ketum PPP yang merupakan partai pengusung Jokowi-Ma’ruf tidak akan serta merta menurunkan elektabilitas pasangan nomor urut 01,” sambungnya, seperti dikutip dari detik.com
Selain itu, Veri menilai karier politik Rommy pasti akan langsung punah jika dinyatakan bersalah ataupun tidak terbukti. Sebab, menurutnya, nama Rommy sudah tercemar.
Sementara itu, hal serupa dinyatakan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik FISIP Universitas Indonesia, Aditya Perdana. Menurutnya, dampak langsung dari OTT Rommy baru dirasakan oleh PPP dan calegnya. Sementara itu, belum diketahui apakah ada pengaruh terhadap elektabilitas Jokowi-Ma’ruf yang didukung PPP.
“Kalau dikaitkan dengan pilpres saya merasa belum ada hal yang kelihatan, ya, kalau misalkan apakah itu punya dampak atau tidak, pilpres itu kan kontestan utamanya kan Pak Jokowi dan Pak Prabowo, bukannya Rommy dan PPP, itu kan mereka kontribusinya sebagai koalisi partai, bukan sebagai kandidat, kecuali kalau kandidatnya,” ujar Aditya.
Apalagi, menurutnya, sebelumnya mantan Ketum PPP Suryadharma Ali juga pernah tersangkut masalah korupsi. Ia mengatakan, bila terulang, hal itu bisa berdampak pada kesolidan caleg PPP.
“Kalau situasi ini berulang itu saya sangat yakin akan mempengaruhi kesolidan kepartaian, ini pasti ada dampak meski tidak tahu seberapa besar, ini PR PPP untuk mensolidkan PPP untuk tidak mempengaruhi barisan, karena PPP sendiri masih agak berat dapat kursi parliamentary threshold,” ujarnya.
Rommy sebelumnya diamankan KPK di Surabaya, Jumat (15/3) pagi. OTT tersebut diduga terkait dengan pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag), baik di pusat maupun daerah.
Ada pula uang berjumlah ratusan juta rupiah yang diamankan KPK dalam OTT tersebut. Uang itu dinilai bukanlah pemberian pertama.
“Untuk uang yang diamankan sekitar seratusan juta. Ini di luar dugaan penerimaan sebelumnya,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan.
Kini, Rommy bersama lima orang lainnya yang terkait OTT tersebut masih berada di gedung KPK, Jakarta. Mereka masih berstatus sebagai terperiksa. KPK punya waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum mereka.