beritaenam.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mematangkan rencana pemindahan narapidana kasus korupsi ke Lapas, Nusakambangan, Jawa Tengah. Rencana ini merespons kasus terpidana Setya Novanto (Setnov) yang melanggar izin berobat.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengingatkan, ada tiga poin rencana aksi Ditjen Pas terkait hal ini. Satu di antaranya mengusulkan nama narapidana korupsi yang akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.
“Dari pembicaraan sebelumnya, ada wilayah-wilayah dan ada sel-sel di Nusakambangan untuk kategori maximum security yang masih bisa digunakan, sehingga proses pemindahan narapidana kasus korupsi yang high profile, misalnya, itu sudah mulai dapat dilakukan,” kata Febri di gedung KPK, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Febri menyebutkan, direncanakan pada Juni ini ada surat terlebih dahulu dari pihak Kementerian Hukum dan HAM yang setelahnya akan dielajari dan dibahas bersama antara kedua instansi tersebut.
Dari situ nanti akan dihasilkan daftar narapidana kasus korupsi yang akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.
Rencana aksi yang kedua yaitu merevisi peraturan menteri mengenai remisi narapidana korupsi yang dalam pandangan KPK memiliki risiko transaksional.
Revisi diperlukan karena ada sinyalemen keterlibatan pihak di dalam lapas untuk napi dalam mendapatkan remisi atau tidak.
”Jadi seorang narapidana itu mendapatkan remisi itu indikatornya harus jelas dan terukur agar meminimalisir subjektivitas di sana dan pemberian remisi harus dilakukan berdasarkan sistem. Jadi, bukan berdasarkan subjektivitas pejabat atau petugas di lapas,” kata dia.
Rencana aksi ketiga terkait dengan evaluasi pedoman teknis sistem pemasyarakatan. KPK berharap aa yang menjadi evaluasi Ditjen Pas dapat disampaikan sehingga dapat mewujudkan sistem yang lebih baik.
Untuk diketahui, terpidana kasus korupsi e-KTP yang juga mantan Ketua DPR Setya Novanto tepergok mengunjungi toko bangunan di Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Padahal, saat itu dia berstatus sebagai narapidana dan tengah menjalani izin berobat.
Karena perbuatannya itu, Setnov disimpulkan telah melanggar tata tertib rutan dan penyalahgunaan izin berobat. Karena itu, dia pun dipindahkan ke Rumah Tahanan (Rutan) Gunung Sindur, Bogor.
“Hanya dengan penerapan dan pelaksanaan rencana aksi secara konsisten itulah perbaikan lapas bisa kita lakukan secara serius kalau tidak, mungkin kejadian-kejadian yang sebelumnya masih akan terulang kembali,” ucap Febri.