Beritaenam.com – Pemerintah Arab Saudi mengingatkan bahwa kritikan terhadap Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) adalah “garis merah” yang tak boleh dilanggar.
Peringatan ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru memberikan pujian pada kerajaan tersebut di tengah sorotan dunia terhadap Saudi terkait pembunuhan wartawan kawakan, Jamal Khashoggi.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan, seruan agar Putra Mahkota dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan brutal Jamal Khashoggi juga tak akan ditolerir.
“Di Arab Saudi, kepemimpinan kami adalah sebuah garis merah. Penjaga dua masjid suci (Raja Salman) dan Putra Mahkota adalah garis merah,” tutur Jubeir dalam wawancara dengan BBC seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (22/11/2018).
“Mereka mewakili setiap warga negara Saudi dan setiap warga negara Saudi mewakili mereka. Dan kami tidak akan mentolerir pembicaraan apa pun yang meremehkan Raja kami atau Putra Mahkota kami,” tegas Menlu Saudi itu.
Jubeir pun menegaskan bahwa sang Putra Mahkota tidak terlibat dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
“Kami telah menyatakan hal itu dengan sangat jelas. Kami ada penyelidikan yang sedang berlangsung dan kami akan menghukum orang-orang yang bertanggung jawab untuk ini,” katanya.
Jubeir pun mendesak Turki untuk menyampaikan semua bukti-bukti mengenai pembunuhan itu dan berhenti membocorkan informasi.
Pernyataan ini disampaikan Jubeir setelah Trump memuji Saudi karena telah membantu menjaga harga minyak dunia.
Dalam kicauan di akun Twitter resmi, Trump menyampaikan rasa terima kasihnya dan mengharapkan agar harga minyak bisa lebih rendah dibanding saat ini.
Memang sebelumnya, Trump sudah berkali-kali mengecam tingginya harga minyak dengan mengkritik OPEC yang menekan Arab Saudi untuk menekan produksi.