beritaenam.com, Jakarta – Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto kembali bersaing dalam Pilpres 2019, setelah sebelumnya pernah duel dalam kontestasi yang sama pada 2014 lalu. Kendati demikian, hubungan personal Jokowi dan Prabowo dinilai sangat baik.
Demikian disampaikan Anggota TKN, Maruarar Sirait, Minggu (10/4). Politikus PDIP ini mengajak semua pihak agar berdemokrasi dengan saling menjaga persatuan.
“Kita boleh berbeda, boleh bersaing, boleh berkompetisi, tapi menurut saya sangat penting sekali, tadi saya sampaikan, keinginan bersatu menjaga kebersamaan itu seharusnya lebih juga sangat tinggi. Karena sesudah 17 April kan kita harus tetap bersatu kembali,” jelasnya ditemui di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Maruarar mengingatkan kembali persaingan Prabowo-Jokowi lima tahun lalu yang begitu ketat dan sengit. Termasuk juga persaingan antar tim sukses. Namun demikian keduanya bisa memberi contoh bagaimana seorang politikus dan negarawan harus bersikap.
“Keputusan KPU masih ada proses ke MK lima tahun lalu. Diputuskan MK Pak Jokowi dan Pak JK menang kemudian Pak Jokowi datang ke tempat Pak Prabowo untung mengundang hadir dalam pelantikan, silaturahmi dan Pak Prabowo hadir,” jelasnya.
“Dan kemudian juga dalam hubungan lima tahun ini hubungannya sangat baik. Artinya komunikasi secara pribadi tidak masalah. Saling mengunjungi. Dan tetap saja saya pikir pemerintah juga tidak ada yang sempurna. Kalau ada yang kurang diingatkan dan selama ini check and balance terjadi di DPR,” lanjutnya.
Dia mengimbau semua pihak agak iklim demokrasi harus tetap dijaga. Politikus muda, kata dia, harus mencontoh Jokowi dan Prabowo.
“Sebaliknya mereka berdua bisa jadi contoh yang baik terutama bagi politisi-politisi muda tahu waktunya bersaing, tahu waktunya berkompetisi dan kapan waktunya bisa bersatu. Penting sekali Indonesia kita jaga. Kompetisi penting, bersaing penting, tapi persatuan dan persaudaraan jauh lebih penting,” pungkasnya.