Beritaenam.com, Jakarta – Maruf Amin memprotes pendapat sejumlah kalangan yang menyayangkan dirinya mau menerima pinangan bakal calon presiden petahana Jokowi, sebagai bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019.
Sejumlah kalangan itu menilai, Maruf Amin yang selama ini dikenal sebagai ulama senior sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia lebih baik menjadi guru bangsa ketimbang pejabat politik.
Ada pula kalangan yang menilai Maruf Amin tak cocok menjadi cawapres, apalagi capres, karena sosoknya sebagai ulama yang dianggap tak mengerti persoalan politik dan pemerintahan.
“Ada yang bilang kok Pak Jokowi mengajak ulama. Ulama itu tau apa? Saya bilang, apa memang ulama tidak boleh jadi wapres. Tentara boleh, pengusaha boleh, politikus boleh, polisi dan TNI boleh, ulama masak tak boleh. Lho Gus Dur (Abdurrahman Wahid) itu ulama malah jadi presiden,” ujar dia.
Hal tersebut diutarakan Maruf Amin saat berpidato dalam acara deklarasi Gerakan Nasional Ikhwanul Muballighin mendukung Jokowi dan dirinya di Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (16/9/2018).
Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin Mujib Khudori mengatakan, dukungan terhadap Jokowi – Maruf Amin berdasarkan hasil kesepakatan seluruh kader di Indonesia.
“Kami sudah sempat merapatkan dukungan ini oleh seliruh pengurus di Indonesia yang lokasi berada di Jakarta beberapa waktu lalu,” ungkap Mujib.
Menurutnya, ada sejumlah alasan Ikhwanul Mubalighin mendukung pasangan petahana itu pada Pilpres 2019.
“Jokowi sudah terbukti kerja nyata. Jokowi – Maruf putra terbaik bangsa karena mempunyai karakteristik yang baik. Jokowi adalah negarawan sederhana, moralis, humanis, profesional dan teruji. Pak Kiai Maruf agamis, intelektual dan nasionalis. Mereka berdua menjunjung tinggi demokrasi,” paparnya, seperti dikutip dari suara.com
Dalam kesempatan itu, Ikhwanul Mubalighin juga mengangkat Maruf Amin sebagai Dewan Pembina Gerakan Ikhwanul Mubalighin.
Mereka juga secara langsung melantik tim pemennangan Jokowi – Maruf Amin untuk di setiap wilayah Indonesia.