beritaenam.com, Jakarta – Calon wakil presiden Ma’ruf Amin mempertanyakan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang terus mengucapkan adanya kebocoran anggaran. Ma’ruf meminta Prabowo menunjukkan di mana terjadinya kebocoran anggaran yang dimaksud.
“Bocornya di mana? Kalau ketahuan bocornya tinggal nunjukkin. Tinggal perintah kepada KPK. Kalau bocor enggak jelas, bocor di mana,” kata Ma’ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta, Senin (8/5).
Dia menuturkan, kata bocor memiliki makna sudah ada dana yang diterima. Namun, jika belum terima itu namanya belum terpenuhi targetnya.
“Kalau belum diterima namanya belum terpenuhi targetnya. Potensi. Potensinya mungkin sekian. Tapi baru tergali sekian. Itu bukan bocor, potensinya belum dicapai. Kalau namanya bocor itu sudah diterima terus keluar. Ini yang dimaksud bocor itu yang mana. Bocornya di mana, kan mesti jelas. Tinggal dikejar saja sama KPK. Mana itu yang bocor,” ungkap Ma’ruf.
Dia menilai, narasi yang dibangun oleh paslon nomor urut 02 tidak jelas. Menurutnya, narasi yang dibangun Prabowo-Sandi agar orang percaya adanya kebocoran anggaran di pemerintahan Jokowi.
“Ya itu kan narasi yang tidak jelas, diulang-ulang supaya orang jadi percaya bahwa ada bocor. Kalau ditanya bocornya di mana? Ente coba tunjukkan bocornya di mana? Kok tahu bocor dari mana? Kenapa enggak dilaporkan kalau tahu ada bocor? Laporkan saja. Kan begitu kan. Kan gampang. Kalau enggak tahu bagaimana, bocornya di mana? Kan susah,” jelas Ma’ruf.
Sebelumnya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menyinggung soal kebocoran anggaran saat menghadiri Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni & Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jumat, 5 April 2019.
Berdasarkan hasil yang dia amati, kebocoran negara berkisar Rp 1.000 triliun. Namun, kata Prabowo, KPK menyatakan keuangan negara yang bocor Rp 2.000 triliun. Hasil ini, menurut Prabowo membuktikan bahwa perhitungan yang dilakukannya selama ini tidak asal.
“Saya bersyukur, salah satu pimpinan KPK bilang bahwa sebenarnya kebocoran yang dihitung KPK Rp 2.000 triliun. Bahkan ada menteri yang mengatakan ‘lose’ di sektor tertentu lebih dari itu. Jadi akhirnya yang benar siapa?” ucap Prabowo.
Menurut Prabowo, menghitung kebocoran Rp 1.000 triliun uang negara sangat mudah. Prabowo pun menyindir, bahwa pihak lain hanya bisa menggulirkan isu-isu tak subtansial. Sementara, untuk mengatasi kebocoran uang negara tidak mampu.
“Bisa nakut-nakuti, 02 akan hapus tahlilan, dirikan negara khilafah. Dia tidak bisa menjawab bagaimana kau atasi Rp 2.000 triliun itu?” tandasnya.