beritaenam.com, Cirebon – Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin sowan ke tiga pesantren di Cirebon, dalam safari ke Jawa Barat, Senin (24/2). Pertama, pondok pesantren Babakan Ciwaringin, pondok pesantren Kempek, dan terakhir pondok pesantren Buntet.
Ma’ruf mengatakan, tiga pondok pesantren itu memiliki pengaruh besar. Tidak hanya lingkup Cirebon, tapi juga Jawa Barat. Berkat dukungan para kiai besar tersebut, dia makin percaya diri menang di tanah Pasundan.
“Ketika ulama di tiga ponpes ini kompak, solid dukung Jokowi-Amin maka tidak ada masalah. Bahkan dampaknya tidak cuma di Cirebon, tapi di Jabar karena alumninya tersebar di mana-mana,” ujarnya usai silahturahmi di pondok pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/2).
Di pondok pesantren Buntet, Ma’ruf berbincang dengan KH Hasanudin Kriyani dan KH Adib Rofiudin. Ketum MUI itu meyakinkan keduanya alasan menempuh perjuangan jalur struktural dengan menjadi cawapres.
“Saya jelaskan kenapa saya mau jadi cawapres, ingin jaga kerukunan tidak hanya jalur kultural di NU, MUI tapi lewat struktural bersama Jokowi,” kata Ma’ruf.
Kiai Adib mengatakan, pihaknya siap mendukung sejak petahana Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Dia berdalih memiliki visi sama yaitu menjaga keutuhan NKRI.
“Karena kami dari NU selalu kawal NKRI. Ternyata kiai Ma’ruf dipilih Jokowi untuk mendampingi. Kami jadi tidak ragu-ragu lagi,” kata Kiai Adib saat menemani Ma’ruf.
Adib mengatakan, bakal memberikan dukungan secara moral dan menggerakkan santri alumni pondok pesantren asuhannya demi memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin.
Termasuk untuk menangkal hoaks yang kerap menyerang Jokowi.
“Kami para alumni ada yang mampu membuat penangkalan hoaks lewat pengajian. Yang paling efektif ya lewat pengajian karena alumni kami banyak jadi ulama. Insya Allah tidak begitu berpengaruh, sudah kebal,” kata Adib.
Ma’ruf pun senantiasa menerima dukungan tersebut. Kata dia, sudah banyak gerakan di bawah untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf.
“Tanpa saya minta sudah mendukung dan kemudian gerakan-gerakan masif di wilayah masing-masing. Padahal ini baru ketemu fisik. Tapi komunikasi jarak jauh jalan bukan nunggu ketemu dulu,” tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga sempat menyinggung santri yang berkiprah di pemerintahan. Bahkan, sudah ada yang menjadi presiden RI.
“Santri-santri sekarang laku di pemerintahan. Ada yang jadi Gubernur Jatim, jadi Wakil Gubernur Jabar, jadi Cawapres. Semoga nanti ada lagi jadi Presiden. Ini momennya. Contohnya Gusdur saja kan santri,” ujar Ma’ruf.
Dilansir merdeka.com, Ma’ruf menyinggung sejumlah nama kepala daerah yang lulusan pesantren. Ada nama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Beberapa juga menjabat sebagai menteri kabinet kerja Joko Widodo, yaitu Menaker Hanif Dhakiri, Menpora Imam Nahrawi, dan Menag Lukman Hakim Saefuddin.
Ma’ruf pun menyinggung dalam memilih pemimpin harus mempertimbangkan agama. Menurutnya pemimpin perlu ilmu agama.
“Pilih pemimpin bisa enggak jaga agama? kembangkan dunia?mungkin yang (kembangkan) dunia banyak tapi yang (jaga) agama gimana?orang enggak paham agama jangan suruh jaga agama,” tuturnya.
Mustasyar PBNU itu menyampaikan komitmen jika terpilih bersama Jokowi. Pasangan calon presiden nomor urut 01 bakal menjaga kestabilan negara dan prinsip Ahlus-Sunnah wal Jama’ah (Aswaja).
“Kami tetap jaga negara dan paham Aswaja,” kata Ma’ruf.