beritaenam.com – Ajax Amsterdam baru saja memastikan langkah ke semifinal Liga Champions usai menaklukkan Juventus dengan skor 2-1 pada leg kedua perempat final yang dimainkan pada Kamis, 17 April, dini hari tadi.
Gol-gol Donny van de Beek dan Matthijs de Ligt sudah cukup untuk memupus mimpi Juventus merengkuh Si Kuping Besar.
Penampilan gemilang de Ligt seakan menjadi pengesahan dirinya sebagai pemain besar, bukan lagi pemain muda potensial.
Ketenangannya dalam mengawal lini belakang, kemampuannya dalam mengolah bola, dan kemampuannya membaca arah pertandingan merupakan aset terbesar yang dimiliki bek 19 tahun ini.
Tidak heran jika namanya dikait-kaitkan dengan klub-klub raksasa Eropa, bahkan sejak awal musim ini. Tidak kurang dari Barcelona, Manchester City, PSG, bahkan Juve, menginginkan jasa pemain didikan akademi Ajax ini.
Ini merupakan kali pertama sejak 1997 Ajax berhasil mencapai partai semifinal Liga Champions. Artinya, De Godenzonen harus menunggu 22 tahun untuk kembali mencapai empat besar Liga Champions.
Untuk merayakan kesuksesan de Ligt mengantarkan timnya ke semfinal setelah 22 tahun absen, ini rangkuman fakta menarik tentang pemain kelahiran 22 Agustus 1999 ini:
-Di usia yang masih 19 tahun, de Ligt menjadi kapten termuda yang pernah bermain di babak gugur Liga Champions. Rekor itu sebelumnya dipegang oleh Cesc Fabregas ketika mengapteni Arsenal di usia 21 tahun.
-De Ligt merupakan pemain termuda yang pernah mengapteni Ajax. Rekor itu diraihnya usai menjadi kapten pada Maret 2018 (18 tahun) menggantikan Joel Veltman yang ditarik karena cedera.
-Pemain yang berposisi asli sebagai bek ini merupakan bek pertama yang memenangkan Golden Boy Award tahun 2018. Penghargaan itu dipersembahkan untuk pemain muda terbaik di dunia berusia di bawah 21 tahun.
-De Ligt menjadi pemain termuda yang bermain di final kompetisi Eropa. Rekor itu dipecahkannya ketika membela Ajax menghadapi Manchester United di final Europa League pada Mei 2017 ketika masih berusia 17 tahun 285 hari.