beritaenam.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut telah mengidentifikasi konten hoax di media sosial terkait Piplres 2019. Hoax diklaim lebih banyak menyerang paslon nomor 01, Jokowi-Ma’ruf Amin dibandingkan paslon 02, Prabowo-Sandiaga.
“Hoax itu memprihatinkan, terutama berkaitan dengan politik, khususnya pemilu, khususnya pencapresan. Capres 01 kena hoax, capres 02 kena hoax walaupun jumlahnya, kuantitasnya berbeda,” kata Rudiantara, Minggu (7/4/2019).
Hal itu disampaikannya seusai menjadi jurkam kampanye Pro Jokowi, di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo.
“Lebih banyak (hoax menyerang) ke 01,” lanjutnya.
Rudiantara menambahkan, kementeriannya telah mengidentifikasi hoax di media sosial sejak Agustus 2018. Saat itu ada 25 hoax yang sudah diidentifikasi, diverifikasi dan divalidasi.
Meningkat di Desember 2018 sebanyak 75 hoax, Januari 2019 ada 175 hoax, Februari 353 hoax dan Maret 453 hoax.
Rudi meyebut Kominfo aktif menyisir isu di dunia maya dan meminta platform penyedia layanan media sosial untuk bekerja sama.
Kominfo kemudian melakukan profiling berdasarkan rekam jejak digital sebelum akhirnya diserahkan ke kepolisian untuk diproses hukum.
“Kita ingin tak terjadi perpecahan, hindarilah yang namanya hoax. Kita memasuki pesta politik, tanggal 17 April puncak dari pesta politik, pernah nggak mau ke pesta, jauh-jauh hari ngajak berantem? apalagi di tempat pesta berantem?” sambung Rudi, seperti dikutip dari detik.com
“Kita berlakulah, bertabiatlah seperti menyongsong pesta, bergembira, silaturahmi, bahwa pilihan… ini saya sebagai menteri, saya minta kepada siapapun jangan melempar hoax, fitnah dan adu domba. Saya dan banyak orang prihatin, semua pihak bertanggung jawab untuk memerangi hoax,” pungkasnya.