Moeldoko meminta agar elit Demokrat berhenti menekannya terus. Namun bila tindakan ini terus dilakukan, ia mengancam akan mengambil langkah-langkah tertentu yang diyakini. Kendati demikian, tidak dijelaskan lebih detail langkap apa dan perihal tindakan ke depannya itu.
“Saya ingin mengingatkan semua yah, saya ingin mengingatkan karena saya bisa sangat mungkin melakukan langkah-langkah yang saya yakini. Jadi saya berharap jangan menekan saya,” kata Moeldoko memastikan tidak tahu menahu soal adanya upaya kudeta terhadap partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
Moeldoko berdalih tidak lagi mengikuti perkembangan terbaru terkait partai yang ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga mantan Presiden RI ke 6 yang kini menjadi Ketua Majelis Tinggi di partai Demokrat itu.
“Emang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai. Kan saya enggak ikutin ya,” ungkapnya.
Moeldoko mengatakan bahwa dirinya sudah disibukkan oleh persiapan pernikahan putri bungsunya akhir-akhir pekan ini, sehingga ia mengatakan tidak mengetahui perkembangan yang terjadi di internal partai Demokrat.
“Karena seperti yang tadi saya katakan, saya tidak tahu situasi itu. Saya pesan seperti itu saja. Karena saya punya hak seperti apa yang saya yakini,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya sejumlah petinggi dari Partai Demokrat menuding Moeldoko turut serta andil dalam upaya kudeta partai itu. Bahkan mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menguak nama lain selain Moeldoko, disebut nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kabin (Kepala BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan.
Presiden ke-6 RI itu juga yakin bahwa sejumlah pejabat yang masih aktif di pemerintahan seperti Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly hanya dicatut namanya oleh Moeldoko.
“Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ka BIN Jenderal Budi Gunawan disebut, dicatut. Partai Demokrat percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas. betul-betul tidak tahu menahu dan tidak masuk diajak jika ingin mengganggu Partai Demokrat,” kata SBY ke publik.
SBY menyebut langsung nama Kepala Staf Moeldoko dalam isu kudeta di tubuh partai. Menurut SBY, Moeldoko merugikan nama baik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Secara pribadi, apa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi. Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi miliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu,” tutur SBY dalam sebuah video, Rabu (24/2/2021).
“Partai Demokrat justru berpendapat apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu, merugikan nama baik beliau (Jokowi),” imbuhnya.