beritaenam.com, Jakarta – Dukungan Partai Bulan Bintang (PBB) kepada capres Joko Widodo (Jokowi), mendapat tentangan dari Rizieq Syihab. Rizieq mengeluarkan maklumat ‘bedol desa’ yang berisi perintah kader FPI dan simpatisannya keluar dari PBB karena tak sejalan dengan Ijtimak Ulama yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Adalah Juru bicara FPI Slamet Ma’arif yang membenarkan maklumat itu disampaikan langsung Rizieq dari Mekah, Arab Saudi. Habib Rizieq meminta dukungan dialihkan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tak gentar, PBB pun meladeni maklumat itu. PBB mempersilakan jika aktivis FPI beserta sayap juang yang menjadi pengurus ataupun caleg Partai Bulan Bintang (PBB) ingin mengundurkan diri massal.
Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer menegaskan pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak terhadap para caleg yang tidak sepakat dengan keputusan partai.
Namun, dia meminta kader itu untuk membicarakan persoalan tersebut secara baik-baik dan tidak mengedepankan emosi.
“Kalau caleg-caleg lain yang diutus oleh ormas lain dan tidak sepakat dengan PBB dan menginstruksikan, menarik pasukannya, silakan saja. Kita tidak kekurangan orang kok, tapi alangkah bijaknya jika tidak dibawa dengan emosi. Lebih bijak (komunikasi),” kata Ferry, Selasa (29/1).
Selain itu, Ferry menyebut aktivis FPI yang menjadi caleg lewat PBB tidak terlalu banyak. Rencana mundur diri para aktivis yang tergabung dalam ormas pimpinan Habib Rizieq itu pun, disebut Ferry, tak akan banyak mempengaruhi suara PBB pada Pileg 2019.
“Tidak (pengaruh), kan masih caleg yang lain, caleg dari FPI kan hanya beberapa orang di PBB. Kita bisa hitung untuk DPR RI saja, 50 orang nggak sampe kok,” katanya, seperti dilansir dari detik.com
“(Lagipula) Itu belum jelas juga, ya, apakah itu pernyataan resmi dari Rizieq atau bukan, kita belum tahu. Tapi kalau misalkan itu resmi dan itu memang sudah jelas dari Rizieq. Kita nggak bisa memaksakan kehendak. Karena bagaimanapun itu sesuai dengan apa yang mereka sudah lakukan mendaftar sebagai caleg PBB karena sudah daftar calon tetap. Undang-undang juga sudah membuat ketetapannya, buat keputusan, kalau sudah di DCT itu kan nggak bisa mundur, kecuali ada beberapa hal terkait pemilihan umum di KPU. Kalau mereka mau mundur juga, saya rasa internal PBB saja, mengirimkan surat saja ke PBB. Bahwa secara pribadi dan secara yang direkomendasikan oleh ormas A, kami tidak melakukan kampanye dan kami mundur, tidak aktif sebagai caleg. Silakan saja, nggak ada masalah buat PBB. Banyak kader yang lain kok, kita punya pasukan lain yang mempunyai potensi besar,” papar Ferry.
Ferry juga menegaskan PBB tidak tersandera dengan citra salah satu ormas. Ikon partai adalah ketua umum Yusril Ihza Mahendra, bukan orang lain.
“Tidak ada citra lain, ormas lain, nggak ada itu. PBB punya ikon sendiri, Yusril Ihza Mahendra, yang konkret membela umat, ulama, ormas,” ujarnya.